Syariat Melarang Evakuasi Warga Gaza, Begini Alasannya

Mediaumat.info – Dari sudut pandang Islam, rencana mengevakuasi 1000 warga Gaza, Palestina, yang terluka ke Indonesia akibat serangan militer entitas penjajah Yahudi, dinilai tidak sah dan tak diperbolehkan.

“Pemindahan penduduk Gaza adalah tidak sah dan tidak diperbolehkan secara syariat,” ujar Pakar Fikih Kontemporer sekaligus Founder Institut Muamalah Indonesia KH Muhammad Shiddiq al-Jawi kepada media-umat.info, Ahad (13/4/2025).

Menurutnya, larangan ini dikarenakan tiga alasan. Pertama, pemindahan penduduk Gaza akan menyebabkan mereka meninggalkan jihad yang wajib dilakukan terhadap penjajah Yahudi yang telah merampas tanah Palestina.

Kewajiban jihad di sini adalah perang melawan orang-orang yang tengah memerangi kaum Muslim sebagaimana perintah Allah SWT dalam QS al-Baqarah: 190, yang artinya:

“Dan perangilah di jalan Allah orang-orang yang memerangi kamu, dan janganlah kamu melampaui batas. Sesungguhnya Allah tidak menyukai orang-orang yang melampaui batas.”

Kedua, pemindahan penduduk Gaza adalah bentuk ketundukan kepada proyek Amerika Serikat (AS) dan Yahudi, serta akan menjadi satu jalan bagi kaum kafir untuk menguasai kaum Muslim, terutama di Gaza, Palestina.

“Allah SWT telah mengharamkan adanya suatu jalan bagi kaum kafir untuk menguasai kaum Muslimin,” kata Kiai Shiddiq, sebagaimana kandungan di dalam QS an-Nisa’: 141.

Ketiga, pemindahan penduduk Gaza dari tanah Palestina ke luar negeri telah dilarang oleh teks-teks syariat yang khusus. Sebutlah Imam al-Mundziri yang telah menulis sebuah bab khusus dalam kitabnya At-Targhib wa at-Tarhib yang berjudul Dorongan untuk Tinggal di Syam dan Apa yang Telah Datang tentang Keutamaannya (hlm. 1123-1126).

Dilansir dari AMUST, wilayah Syam saat ini terpecah menjadi 4 negara yaitu, Suriah, Lebanon, Yordania, dan Palestina. Keempatnya kini tengah menghadapi konflik serangan bersenjata bahkan selama bertahun-tahun. Bahkan Lebanon dan Palestina sedang menghadapi gempuran serangan dari entitas penjajah Yahudi.

Dalam bab khusus dimaksud, kembali Kiai Shiddiq mengungkapkan, disebutkan beberapa hadits yang menjelaskan tentang keutamaan dan larangan meninggalkan negeri Syam.

Di antaranya, hadits dari Abu Umamah al-Bahili ra. Dikatakan Nabi SAW telah bersabda, “Syam adalah pilihan Allah di antara negeri-negeri-Nya. Akan menuju ke sana hamba-hamba-Nya yang terpilih. Barang siapa yang keluar dari Syam menuju negeri lainnya, maka itu terjadi dengan kemurkaan-Nya. Dan barang siapa yang masuk dari negeri lainnya, maka itu terjadi dengan rahmat-Nya” (HR Hakim).

Pun hadits dari Abdullah Ibnu Hawalah al-Azdi ra, bahwa dia berkata, “Wahai Rasulullah, pilihkanlah untukku suatu negeri, yang saya akan tinggal di sana! Kalau saya tahu bahwa Anda akan tinggal berdiam (di suatu tempat), niscaya saya tidak akan memilih (tempat lain) yang jauh dari Anda.”

Masih dari hadits tersebut, maka Rasulullah SAW bersabda, “Hendaklah kamu tinggal di Syam!” Kemudian ketika Rasulullah melihat ketidaksukaan saya (tinggal di Syam), Rasulullah SAW bersabda, “Tahukah kamu apa firman Allah tentang Syam? Sesungguhnya Allah Azza wa Jalla berfirman, ‘Wahai Syam, kamulah pilihanku di antara negeri-negeri-Ku. Aku akan memasukkan ke negerimu orang-orang yang terpilih di antara hamba-hamba-Ku.’ Sesungguhnya Allah telah menjamin untukku dengan negeri Syam dan penduduknya” (HR Thabrani).

Maka, tegas Kiai Shiddiq, kaum Muslim, terutama para penguasa mereka, wajib menolak dan tidak boleh tunduk pada proyek keji ini yang hanya menguntungkan Yahudi yang terlaknat dan kaum kafir penjajah yang dipimpin oleh Amerika Serikat.

Sebelumnya, pada Rabu (9/4) dukungan pada Palestina kembali ditunjukkan Presiden Prabowo Subianto dengan mengatakan bahwa Indonesia siap menerima warga Gaza yang menjadi korban agresi militer entitas penjajah Yahudi.

“Kami siap mengevakuasi mereka yang luka-luka, mereka yang kena trauma, anak-anak yatim piatu, siapa pun yang oleh pemerintah Palestina dan pihak-pihak terkait di situ, mereka ingin dievakuasi ke Indonesia,” jelas Prabowo. Pernyataan tersebut disampaikan presiden sebelum memulai lawatan ke kawasan Timur Tengah dan Turki.[] Zainul Krian

Dapatkan update berita terbaru melalui saluran Whatsapp Mediaumat

Share artikel ini: