Syaikh Taqiyuddin An Nabhani dan Hizbut Tahrir

Oleh: M. Arifin (Tabayyun Center)

Tahun 1948, Syaikh Taqiyuddin membangun pondasi bagi sebuah partai politik. Sebelumnya ia telah melakukan pertemuan dengan para ulama dan pemikir baik aktivis organisasi Islam, partai politik nasionalis dan kebangsaan. Syaikh Taqiyuddin menawarkan ide mendirikan partai politik berasaskan Islam dengan tujuan untuk membangkitkan kaum Muslim dan mengembalikan kemuliaan dan kekuataannya. Ia pun melontarkan berbagai problem politik dan solusinya dalam berbagai orasinya di setiap acara keagamaan di Masjid al-Aqsha, Masjid Ibrahim al-Khalil, dan masjid lainnya. Ia menyerang sistem politik yang dijalankan bangsa Arab, membongkar rencana politik negara-negara Barat, serta mengungkap tujuan jahat mereka terhadap Islam dan kaum Muslim. Dengan sabar Syaikh Taqiyudin membuka mata kaum Muslim agar mereka menyadari kewajiban mereka dan mengajak mereka untuk mendirikan partai politik berasaskan Islam.

Langkah Syaikh Taqiyuddin ini berhasil meyakinkan sekelompok ulama terpandang, para hakim terkemuka serta tokoh politik dan pemikiran terkenal untuk mendirikan sebuah partai politik berasaskan Islam. Sebelumnya ia telah menyiapkan kerangka organisasi partai dan pemikiran-pemikiran yang digunakan sebagai bekal tsaqâfah-nya.

Hizbut Tahrir terbentuk secara resmi mulai Sabtu, 28 Jumadil Tsani 1372H/14 Maret 1953 M. Untuk memperlancar kegiatan kepartaian, Hizbut Tahrir menyewa tempat di Kota al-Quds di depan pintu al-Amud dan memasang papan namanya.

Hizbut Tahrir terus tumbuh di berbagai negara melalui perantaraan para pelajar dan mahasiswa serta komunitas Arab asal Palestina, Suriah, Yordania dan Libanon. Pengaruh Hizb dapat dirasakan di Timur Tengah seperti Kuwait, Irak, Mesir, Tunisia dan Libya. Awalnya gerak dakwah Hizb sangat menonjol di negeri-negeri Islam, kemudian sampai pula ke negeri di luar Dunia Islam hingga ke Amerika Serikat dan Rusia. Semua dilalui dengan tidak mudah, bahkan menghadapi risiko kezaliman.

Dakwah Hizbut Tahrir sebagai sebuah gerakan dakwah merintis jalan perjuangannya dengan berliku. Berbagai onak dan duri mewarnai perjalanan dakwahnya. Lebih dari setengah abad sejak berdirinya, kini Hizbut Tahrir mencapai wilayah-wilayah di hampir semua benua. Tidak hanya di negara-negara yang mayoritas penduduknya Muslim, Hizbut Tahrir juga berhasil menembus negara dengan mayoritas non-Muslim.

Dakwah Hizbut Tahrir bermula di Al-Quds, Palestina. Menjelang kelahirannya, pergolakan politik mewarnai kawasan Timur Tengah. Kaum zionis Yahudi berhasil mendirikan negara Israel pada Mei 1948. Saat itu bangsa Arab tidak berdaya menghadapi para gangster Yahudi dan sekutu-sekutu Inggris yang berkuasa di Yordania, Mesir dan Irak. Kelemahan umat Islam ini tak bisa dilepaskan dari keruntuhan Kekhilafahan terakhir di Turki 1924.

Berbagai upaya telah dilakukan oleh banyak organisasi Islam dan gerakan nasionalisme untuk membangkitkan kaum Muslim. Mereka berupaya meningkatkan taraf pendidikan, pemikiran, keagamaan dan sosial dalam rangka mengembalikan Khilafah. Namun, semuanya gagal.

Beranjak dari sana, pendiri Hizbut Tahrir Syaikh Taqiyuddin an-Nabhani menggunakan segala kemampuannya untuk mengkaji secara mendalam dan penuh perhatian berbagai kelompok (partai), gerakan dan organisasi yang telah berdiri sejak abad ke-4 Hijrah. Ia kemudian sampai pada kesimpulan bahwa penyebab kemunduran kaum Muslim adalah hilangnya aspek pemikiran dari diri mereka. Karena itu kebangkitan yang benar mustahil terwujud kecuali dengan membangun taraf intelektual yang tinggi berdasakan pondasi ruhiah.

Lebih dari 25 tahun HT berkiprah di tengah masyarakat Indonesia. Selama itu HT tidak pernah merugikan negara dan rakyat apalagi memberikan ancaman kepada negeri ini. Sebaliknya, HTI terus-menerus menentang apa yang telah dan terus menjadi ancaman sesungguhnya bagi negeri ini. Itulah neoliberalisme dan neoimperialisme. HTI terus-menerus menyerukan perbaikan dan kebaikan bagi negeri ini sebagai bagian dari anak bangsa yang cinta kepada negerinya.[]

Share artikel ini:

View Comments (1)