Sultan Jambi Tak Pernah Berhenti Berharap Pertolongan Khilafah Utsmani

Mediaumat.id – Kesultanan Jambi yang dipimpin Sultan Thaha Sayfuddin tak pernah berhenti mengharapkan pertolongan dari Khilafah Utsmaniah dalam melawan kafir Belanda.

“Di Jambi, Sultan Thaha Sayfuddin masih tegar dalam melawan kafir Belanda, dan ia tak pernah berhenti mengharapkan pertolongan dari Khilafah Utsmaniah,” tutur Akhmad Adiasta, narator film dokumenter sejarah Islam Jejak Khilafah di Nusantara 2 (JKdN 2) dalam JKDN 2 yang tayang perdana pada Rabu (20/10/2021) secara daring.

Akhmad mengatakan, pada awal 1904, Sultan Thaha mengirim utusan ke Istanbul, Kemas Haji Abdul Karim, untuk meminta bantuan Khalifah Abdul Hamid II. “Tanpa diduga, ketika utusannya sedang dalam perjalanan ke Istanbul, pada April 1904 pasukan Belanda berhasil menyergap Sultan Thaha dan membunuhnya di pedalaman Jambi. Sultan Thaha yang syahid di usia 88 tahun, dibawa ke Muara Tebo setelah menjalankan jihad fi sabilillah selama setengah abad,” ungkapnya.

“Sementara itu, di Istanbul, utusan almarhum Sultan Thaha, Kemas Haji Abdul Karim, berhasil menyampaikan suratnya ke hadapan Khalifah Abdul Hamid II,” lanjutnya.

Medali Mecidiye

Sejarawan Nicko Pandawa menuturkan, Kemas Haji Abdul Karim itu bilang kepada Khalifah Abdul Hamid II, sebelum wafatnya Sultan Thaha dari Jambi ini senantiasa menyampaikan kepada rakyatnya: “Kita semua berada di bawah naungannya Khalifah kita, Sang Amirul Mu’minin. Insya Allah, kita semua itu akan segera mendapat kabar bagus dari Paduka kita Yang Mulia, Sang Khalifah Amirul Mu’minin.”

“Tentu saja, Sultan Abdul Hamid itu sangat tersentuh ketika mendengar Sultan Thaha itu teguh dan berhusnuzhan kepada Khilafah Utsmaniah. Akhirnya Sultan Abdul Hamid II itu memberikan sebuah medali kepada Sultan Thaha yang dititipkan kepada utusan dari Jambi ini, yaitu Kemas Haji Abdul Karim,” ujarnya.

Menurut Akhmad, Medali Mecidiye dari Khalifah Abdul Hamid II tidak pernah sampai ke Sultan Thaha yang telah syahid sebelumnya. “Medali tersebut terus dipegang oleh keturunan utusan Sultan Thaha, Kemas Haji Abdul Karim yang tinggal di Johor. Kini, medali Khilafah untuk Sultan Jambi itu tersimpan di Museum Siginjai Jambi, berkat pencarian yang dilakukan Datuk Haji Yusuf Majid, Ketua Lembaga Adat Batanghari,” jelasnya.

Datuk Haji Yusuf Majid mengungkapkan, utusan Sultan Thaha, Kemas Karim, mendapat kabar bahwa Jambi sudah dikuasai Belanda ketika sampai di Malaysia. “Itu sebab dia tidak sampai ke Jambi. Jadi bagaimana akhirnya ya menetaplah beliau itu di Johor Baru. Jadi bintang ini dibawa beliau ke situ,” katanya.

“Jadi waktu kami datang ke tempat orang yang menyimpan bintang Turki itu, wah itu nangis dia, dengan air mata mereka melepasnya,” imbuhnya.

 

Dalam film JKDN 2 ini juga ditampilkan makam Sultan Jambi yang mulia tersebut. “Sultan Syuhada yang mengharap keterikatan mutlak dengan Khilafah Utsmaniah. Sultan Thaha Sayfuddin, rahimahullah,” pungkas Akhmad.[] Achmad Mu’it

Share artikel ini: