Meski Syawal telah berlalu, semangat umat Islam untuk menjalin silaturrahmi bertajuk halal bi halal masih saja menyala. Sabtu (14/7/2018) malam, Forum Komunikasi Ulama Ahlussunnah wal Jama’ah Jombang menggelar acara halal bi halal bersama umat. Acara dimulai ba’da isya’ dengan pembacaan istighatsah terlebih dahulu, kemudian penampilan group shalawat banjari dari santri-santri PP Al Mimbar, dan dilanjutkan dengan taushiyah-taushiyah.
Beberapa pemateri dan tokoh yang tampak hadir dan duduk di depan antara lain KH. Misbah Halimi, Ketua Forum Komunikasi Ulama (FKU) Ahlussunnah wal Jamaah Jombang, KH. Muhammad Nizar selaku shahibul makan, KH. Farid Ma’ruf dari PP Al Mimbar, Ustadz Joni Arif Efendi, Ustadz Achmad Fathoni, dan tokoh-tokoh lainnya.
Dalam sambutan sekaligus taushiyahnya, melalui momen halal bi halal ini, KH. Misbah Halimi menekankan pentingnya persatuan umat.
“Semestinya umat Islam bersatu dalam wadah yang sama. Termasuk dalam politik yang sama, yaitu politik Islam, sebab perpecahan umat selama ini terjadi karena adanya fanatik golongan dan diabaikannya politik Islam sebagai salah satu ajaran agama,” tegasnya.
Adapun KH. Muhammad Nizar sebagai shahibul makan berpesan bahwa berbagai elemen umat yang berbeda memang seharusnya berkumpul dalam kebersamaan, sebagaimana peserta yang hadir pada acara tersebut, yang memang berasal dari latar belakang yang beragam.
Selanjutnya, KH. Farid Ma’ruf, LC, MA menjelaskan bahwa untuk dapat bersatu, secara inti umat ini harus berpegang teguh pada syariah secara total.
“Jadi, syariat Islam itu tidak boleh dipilih-pilih sesuai selera, tapi harus diterapkan semuanya, baik yang enak maupun yang dianggap tidak enak,” tuturnya.
Satu lagi, beliau menambahkan bahwa kemunduran umat Islam dalam sejarahnya dimulai saat keruntuhan khilafah Islamiyah di masa lalu. Karena itu, khilafah Islamiyah merupakan pemersatu umat yang saat ini wajib diperjuangkan.
Sedangkan Ustadz Joni Arif Efendi, dalam ulasannya, menjelaskan bahwa syariat Islam itu bukan opsi atau pilihan, melainkan kewajiban.
“Ketika menerapkan syariat Islam itu menjadi kunci persatuan dan kemenangan umat Islam, maka hal tersebut tidaklah sekedar opsional untuk dilakukan. Melainkan wajib hukumnya, yakni bersyariah secara kaaffah,” jelasnya.
Taushiyah terakhir disampaikan oleh Ustadz Achmad Fathoni, pengasuh majelis taklim Raudhatul Jannah Jombang.
“Sstem politik Islam, yaitu khilafah Islamiyah, merupakan bagian dari ajaran Ahlussunnah wal Jama’ah. Jadi, jika ingin benar-benar menjadi insan takwa yang mengikuti sunnah Rasulullah saw, sudah semesthinya umat ini turut memperjuangkan khilafah, bukan malah menjadi penentangnya.”
Acara kemudian dilanjutkan dengan pembacaan pernyataan sikap ulama terkait kondisi keumatan kekinian, dipimpin oleh Ustadz Abdul Halim, perwakilan Forum Komunikasi Ulama Ahlussunnah wal Jamaah Jombang. Pernyataan tersebut memuat empat poin penting, yaitu;
1) seruan agar umat bersatu dan berpegang teguh pada Al-Qur’an dan As-Sunnah,
2) loyalitas ulama hanya kepada Allah dan Rasul saw,
3) tidak memberikan dukungan kepada siapapun dalam pilpres 2019 yang memusuhi dan mempersekusi ulama dan syariah Islam, dan
4) seruan pada umat agar turut membela pejuang khilafah.
Acara lalu dipungkasi dengan pembacaan doa, kemudian ramah tamah dengan penuh keakraban. Indahnya persatuan dalam Islam.[]
Sumber: shautululama.com