Mediaumat.id- Turut mendukung perjuangan mengusir entitas penjajah Yahudi, Forum Tokoh Peduli Umat Jawa Barat menyayangkan, tidak adanya seorang pun pemimpin negeri Muslim di dunia yang benar-benar bersedia dan mampu membantu Palestina di saat-saat genting ini.
“Sangat disayangkan, tidak adanya seorang pun pemimpin negeri Muslim di dunia yang benar-benar bersedia dan mampu membantu Palestina di saat-saat genting ini,” ujar Koordinator Ilman Silanas dalam Pernyataan Sikap Forum Tokoh Peduli Umat Jawa Barat, Senin (16/10/2023) di kanal YouTube Rayah TV.
Padahal, di saat yang sama, sambung Ilman, Amerika Serikat (AS), Inggris, Prancis dan Jerman, misalnya, dengan tegas menyatakan dukungannya kepada entitas penjajah Yahudi.
“Pada masa lalu mereka (entitas penjajah Yahudi) merebut Tanah Baitul Maqdis atau Palestina dengan bantuan Inggris. Dan saat ini mereka mendapatkan dukungan dari Amerika Serikat,” ungkapnya.
Mereka juga, imbuhnya, telah dan akan terus melakukan penghancuran, penjarahan harta, serta melakukan tindakan kekerasan terhadap warga termasuk lansia, anak-anak, dan perempuan di Palestina.
Artinya, betapa umat Islam yang saat ini jumlahnya mencapai lebih dari 1,8 miliar jiwa, tak berdaya berhadapan dengan sekitar 7 juta warga dari entitas penjajah Yahudi yang telah menindas Palestina selama 75 tahun.
“Bagaimana mungkin umat Islam yang begitu besar jumlahnya tak mampu memberikan pertolongan kepada saudara-saudaranya yang menderita di Baitul Maqdis atau Palestina,” ucap Ilman, kembali menyayangkan.
Untuk dipahami kembali, lanjut Ilman mengutip salah satu ayat Al-Qur’an, Baitul Maqdis merupakan tempat yang diberkahi oleh Allah SWT.
Alasannya, di sana terdapat Masjid al-Aqsha yang menjadi kiblat pertama umat Islam. Seperti diketahui, Masjid al-Aqsha adalah salah satu dari tiga masjid yang diberkahi Allah SWT.
Pun tempat ini, yang sekarang dikenal sebagai tanah kharajiyyah, yaitu tanah yang dibebaskan melalui kekuatan militer di era Khalifah Umar bin Khattab (637 M), pernah menjadi saksi peristiwa Isra Mi’raj Nabi Muhammad SAW.
Ditambahkan, pasca-dibebaskan oleh Khalifah Umar bin Khattab ra pada tahun 637 M dari tangan Kekaisaran Romawi, tanah kharajiyyah ini kembali dibebaskan oleh Panglima Shalahuddin Al-Ayyubi dari penjajahan tentara salib pada tahun 1187 M.
Selanjutnya, tanah tersebut dijaga dengan tekun oleh Khalifah Abdul Hamid II hingga Deklarasi Balfour dikeluarkan oleh Inggris pada 2 November 1917.
Bahkan sebelumnya, pada Juni tahun 1896 M, Khalifah Abdul Hamid II dengan tegas menolak niat Theodore Herzl, pemimpin Yahudi internasional, bersama temannya Neolanski, yang datang ke Konstantinopel untuk membeli tanah Palestina.
“Tanah ini dijaga dengan tekun dan tak pernah diserahkan oleh Khalifah Abdul Hamid II kepada Theodore Herzl, seorang zionis Yahudi yang berusaha keras untuk membeli tanah ini dengan tawaran harga yang sangat menggiurkan,” ulas Ilman.
Pernyataan Sikap
Maka berkaitan dengan upaya perjuangan rakyat Palestina dan fakta historis Baitul Maqdis tersebut, atas nama forum tersebut ia menyampaikan beberapa pernyataan sikap. “Kami Forum Tokoh Peduli Umat Jawa Barat menyatakan sikap,” tutur Ilman.
Pertama, mengecam semua bentuk kebiadaban entitas penjajah Yahudi, dan menuntut agar dihentikan sekarang juga.
Menurutnya, semua tindak kekerasan yang terjadi sejatinya berakar dari penjajahan entitas penjajah Yahudi yang didukung negeri kafir Barat, terutama Inggris dan Amerika pasca-Deklarasi Balfour 1917.
Kedua, menyeru dan menuntut kepada penguasa, pemimpin, dan pemilik kekuasaan di negeri-negeri Muslim agar mengirimkan tentara-tentara mereka untuk berjihad fisabilillah, mengusir entitas penjajah Yahudi dari Baitul Maqdis, Palestina.
Karenanya, kaum Muslim haram meminta bantuan kepada negeri-negeri kafir Barat untuk mengatasi masalah Palestina. Terutama, kata Ilman, AS dan Inggris. “Mereka itu hakikatnya adalah negara penjajah dan teroris sejati atau the riil terrorist,” tegasnya.
Ketiga, menuntut agar penguasa negeri-negeri Muslim seperti Mesir, Yordania, Turki, segera memutuskan hubungan diplomatik dengan entitas penjajah Yahudi.
Begitu pun dengan para penguasa Muslim di Uni Emirat Arab, Maroko, dan Sudan. Ilman juga menuntut, agar mereka segera menghentikan normalisasi dengan entitas penjajah Yahudi.
“Segera memutuskan hubungan diplomatik dengan entitas Yahudi penjajah,” kata Ilman, yang berarti bila tidak dilakukan maka sesungguhnya para penguasa negeri Muslim tersebut telah mengkhianati kaum Muslim.
Keempat, menolak solusi dua negara (two state solution). “Solusi ini tidak layak diambil karena entitas Yahudi (penjajah) telah mengambil tanah Palestina tanpa hak,” tegas Ilman.
Maknanya, penjajah memang harus diusir dari wilayah yang dijajah. “Solusi yang paling adil dan tepat adalah penjajah itu harus diusir keluar dari tanah yang dijajahnya,” tuturnya tegas.
Kelima, mengajak semua pihak khususnya para tokoh Muslim untuk menguatkan ukhuwah islamiah dan terus berjuang bersama demi terbebasnya kawasan Baitul Maqdis, Palestina, dan negeri-negeri Islam lainnya.
Kekuatan Nyata
Untuk dicatat, persatuan hakiki melalui kekuatan ukhuwah tersebut harus tegak di atas landasan akidah Islam. Sebab, tanpa itu, umat Islam akan senantiasa menjadi pihak lemah.
Namun, Ilman juga menekankan, persatuan umat Islam akan memiliki kekuatan nyata tatkala di saat sama, tegak sebuah institusi politik Islam khilafah, yang merupakan kewajiban bagi tiap Muslim untuk mengusahakannya.
“Khilafah adalah kewajiban bagi umat Islam untuk menegakkannya. Sekaligus janji Allah, wa’dullah. Dan kabar gembira, bisyarah Rasulullah SAW,” terangnya.
Bahkan, ungkap Ilman, para ulama menyebutnya sebagai mahkota kewajiban (tajul furudh). Berikutnya, dengan izin Allah SWT, khilafah akan menjadi perisai, membebaskan negeri-negeri Muslim dari penjajahan, dan menyatukan dalam kekuasaan Islam.
“Para khalifah akan menjadi perisai atau junnah dan pelindung hakiki untuk kehormatan dan kemuliaan Islam, dan kaum Muslimin, insyaAllah,” pungkasnya.[] Zainul Krian