Mediaumat.id – Meski secara formal gelaran olahraga besar seperti Piala Dunia U-20 memiliki prinsip nondiskriminasi, pemerintah Indonesia yang terpilih sebagai tuan rumah di tahun 2023 ini, harusnya lebih memegang konstitusi daripada melanjutkan turnamen sepak bola dua tahunan tersebut.
“Mustinya konstitusi itu lebih dipegang daripada sekadar event,” ujar Cendekiawan Muslim Ustadz Muhammad Ismail Yusanto (UIY) dalam Focus to The Point: Wajib Bersikap Tegas terhadap Yahudi Israel, Sabtu (11/3/2023) di kanal YouTube UIY Official.
Dengan demikian, sambungnya, pemerintah Indonesia mempunyai sikap kokoh terhadap persoalan ini.
Dikabarkan sebelumnya, Timnas Israel lolos ke turnamen Piala Dunia U-20 FIFA 2023 edisi ke-23 yang akan digelar di Indonesia pada 20 Mei hingga 11 Juni 2023 sebagai wakil Eropa bersama Inggris, Prancis, Italia, dan Slovenia.
Dikabarkan pula, kehadiran serta keselamatan Timnas tersebut malah telah dijamin oleh Ketua Umum Persatuan Sepak Bola Seluruh Indonesia (PSSI) Erick Thohir.
Padahal, sambung UIY, konstitusi di negeri ini telah mencantumkan mengenai komitmen untuk menghapus segala bentuk penjajahan di atas muka bumi.
Sementara secara hukum pula, jelas UIY, sikap pemerintah Indonesia sampai saat ini tetap menolak penjajahan Israel terhadap Palestina. Artinya, Indonesia masih sangat mendukung kemerdekaan bagi Palestina.
“Secara hukum pemerintah Indonesia itu tidak pernah mengakui eksistensi Israel. Karena menganggap dia itu penjajah dan selalu menyerukan kemerdekaan bagi Israel,” tandasnya.
Tak Hanya Menjajah
Terlebih, tambahnya, semua orang tahu bahwa Israel tak hanya menjajah. “Inggris pernah menjajah. Tapi orang tahu bahwa penjajahan Inggris berbeda dengan Belanda. Kalau Israel ini penjajahan dan juga melakukan kedzaliman yang luar biasa,” bebernya.
Sebutlah pengusiran hingga pembunuhan warga Palestina, kemudian penghancuran rumah-rumah warga yang sampai hari ini, kata UIY, tidak ada tanda-tanda bakal berhenti. Dan itu disaksikan oleh semua orang di muka bumi ini.
Selain itu, penjajah Israel pun pernah menyerang Stadion Internasional Palestina Al-Khader di Bethlehem dengan gas air mata hari Selasa (22/11/2022). Hal membuat sejumlah penonton dan pemain mengalami sesak nafas.
Bahkan sebelum itu, sebagaimana diungkap laman Russia Today (RT) pada 21 November 2012, militer Yahudi menghancurkan stadion utama Gaza dengan roket. Padahal, stadion ini merupakan bantuan Federasi Sepak Bola Dunia (FIFA).
“Karena itu aneh kalau pemerintah Indonesia tutup mata terhadap hal ini,” tandas UIY.
Upaya Awal Normalisasi?
Namun apabila tetap menerima kedatangan Timnas U-20 Israel, bahkan sekali lagi seperti dikabarkan, Ketua Umum PSSI Erick Thohir bakal menjamin keselamatan mereka, hal ini menunjukkan pemerintah Indonesia sudah melakukan penerimaan secara sosial.
“Kehadiran Tim U-20 Israel ke Indonesia dalam turnamen itu, itu menegaskan penerimaan sosial,” ujar UIY, seraya menambahkan bahwa sikap ini berarti satu jalan menuju pengakuan secara politik atas entitas penjajah Yahudi Israel.
Sehingga, UIY pun menyebutkan bahwa secara konstitusi, pemerintah saat ini menjadi tak layak lagi berdiri sebagai penguasa di negeri ini.
Sebabnya, pengakuan terhadap eksistensi Israel sama dengan melanggar konstitusi yang tak menghendaki apa pun bentuk penjajahan di atas muka bumi.
“Secara substansial dia (sikap menerima) menjadi jalan bagi pengakuan penjajahan Israel atas Palestina dan sebagai sebuah prinsip ini juga melanggar prinsip yang sangat mendasar,” pungkasnya.[] Zainul Krian