Mediaumat.id – Direktur Siyasah Institute Iwan Januar menegaskan, tidak hanya konser musik Coldplay yang harus ditolak namun kepada semua hal yang memberikan dukungan kepada LGBT, liberalisme, ateisme dan semacamnya itu juga harus dicegah.
“Enggak bisa hanya sekadar mencegah konser Coldplay ini, tapi mestinya kaum Muslim itu punya satu sikap yang tegas dan menyeluruh bukan hanya konser musik, tapi semua hal yang memberikan support kepada LGBT, liberalisme, ateisme itu harus dicegah,” ungkapnya dalam acara Fokus: Coldplay dan Fenomena Hedonisme, Ahad (21/5/2023) di kanal YouTube UIY Official.
Menurutnya, hampir tidak ada musik itu yang bebas nilai, pasti ada yang diusung di sana, baik dari sisi lagu, maupun performance (pertunjukan) ketika di atas panggung.
“Misalnya di beberapa negara mereka secara terang-terangan antichrist (antikristus), ada juga grup musik yang menciptakan lagu-lagu yang mengajak pendengarnya itu bunuh diri,” ungkapnya.
Coldplay sendiri merupakan grup musik yang mendukung LGBT, itu terlihat dari atribut (bendera warna-warni) yang kerap mereka bawa setiap konser. Bahkan, dalam akun Twitter resmi Coldplay @ColdplayXtra sang vokalis Chris Martin mengatakan “Saya sangat mencintai dan menghormati komunitas LGBTQ.”
Karena itu, menurut Iwan, harus menolak. Namun, penolakan itu tak cukup hanya dilakukan oleh lembaga ataupun ormas, namun juga harus dilakukan oleh negara.
“Itu yang tidak bisa dilakukan oleh lembaga, oleh ormas, memang harus negara, kalau negaranya memang punya kepedulian kepada masyarakat dan melindungi masyarakat. Kalau tidak, diserahkan pada pasar akhirnya,” pungkas Iwan.[] Ade Sunandar