Siyasah Institute: Isu Pembubaran MUI adalah Buzzer Pro Oligarki

Mediaumat.id – Terkait tagar bubarkan Majelis Ulama Indonesia (MUI) yang ada di Twitter, Direktur Siyasah Institute Iwan Januar mengatakan bahwa isu pembubaran MUI itu datang dari para buzzer pro oligarki.

“Isu pembubaran MUI itu datang dari buzzer pro oligarki yang nempel dengan kekuasaan. Kita bisa baca di media sosial banyak tagar dan juga opini yang ditujukan untuk pembubaran MUI,” ujarnya kepada Mediaumat.id, Jumat (19/11/2021).

Iwan memandang, para buzzer tersebut gerah karena beberapa tokoh MUI cukup vokal beramar makruf nahi mungkar. Seperti KH Anwar Abbas, KH Cholil Nafis, KH Muhyidin Junaedi dan mendiang Ustaz Tengku Zulkarnain.

“Memang tidak semua, karena di MUI itu visi dan misi politik mereka berbeda. Ada yang cari aman karena sebenarnya pro rezim dan oligarki, ada yang ditanam oleh BNPT dan ada yang vokal seperti nama-nama tersebut,” ungkap Iwan.

Iwan menilai, dalam perpolitikan hari ini, siapa pun dan lembaga apa pun yang dianggap melawan oligarki, apalagi dari kelompok Islam harus disingkirkan. Maka dipakailah narasi bahwa MUI itu makan uang negara, ulama kok berpolitik, ulama kok partisan, dan sebagainya.

Menurut Iwan, MUI tidak akan dibubarkan, karena MUI masih dibutuhkan sebagai tameng untuk oligarki dan stempel kebijakan rezim. Tapi nanti orang-orang yang tidak sejalan dengan oligarki bakal disingkirkan dari MUI. Sehingga mulailah penangkapan pengurus MUI yang diduga terlibat jaringan terorisme JI.

“Nah, ini jadi pintu gerbang untuk ‘membersihkan’ MUI dari orang-orang yang jadi ganjalan kepentingan oligarki untuk menguasai MUI, yang dianggap duri dalam daging,” beber Iwan.

Terakhir Iwan berharap, para tokoh MUI tetap harus vokal dan berani. Karena kerusakan umat hari ini diakibatkan banyak ulama yang diam bahkan jadi palang pintu oligarki. “Di sisi lain umat juga harus berjuang keras melawan oligarki ini. Kerusakan yang disebabkan oleh mereka sudah amat parah,” pungkas Iwan.[] Agung Sumartono

Share artikel ini: