Siyasah Institute: Barat Jadi Masyarakat Bingung dan Sakit Akibat Sekulerisme-Liberalisme

 Siyasah Institute: Barat Jadi Masyarakat Bingung dan Sakit Akibat Sekulerisme-Liberalisme

Mediaumat.id – Kemenangan model dan aktor transgender Rikkie Valerie Kolle dalam kontes Miss Belanda mengalahkan kontestan perempuan dalam kompetisi ratu kecantikan yang digelar setiap tahun tersebut menunjukkan masyarakat Barat berubah menjadi bingung dan sakit karena menerapkan ideologi sekulerisme-liberalisme.

“Apa yang terjadi di Barat dan negara-negara yang membebek ideologi sekulerisme-liberalisme sudah berubah menjadi masyarakat yang bingung dan sakit,” ujar Direktur Siyasah Institute Iwan Januar kepada Mediaumat.id, Senin (10/7/2023).

Menurut Iwan, inilah kebatilan dan kerusakan peradaban Barat yang sekuler dan liberal. Mereka dibuat kacau, bingung, dan sakit karena ideologi mereka sendiri. Barat dan para pembebeknya terus merosot menuju jurang kehancuran

Pasalnya, jelas Iwan, hanya untuk menentukan gender yang sudah jelas dan pasti saja, masyarakat Barat menjadi kebingungan.

Menurutnya, ini bukan kali pertama transgender perempuan memenangkan kontes kecantikan yang mengalahkan peserta perempuan. Di Nevada, Amerika Serikat, Kataluna Enriquez dinobatkan sebagai pemenang di Miss Nevada USA pada tahun 2021. Sebelumnya, di tahun 2018, seorang transgender perempuan, Angelina Ponce, menjadi juara Miss Spanyol mengatasi semua pesaingnya dari kalangan perempuan.

Iwan melihat, saat ini di Barat juga mulai bermunculan transgender perempuan yang sebenarnya lelaki, ikut berpartisipasi dalam sejumlah kompetisi perempuan dan menjadi pemenang. Bahkan di dunia olahraga, beberapa kali peserta transgender perempuan mengalahkan peserta-peserta lain yang memang perempuan asli.

Sebenarnya, ungkap Iwan, di tengah-tengah masyarakat Barat sendiri juga terjadi konflik tentang transgender ini. Mereka menganggap hal ini tidak waras dan bertentangan dengan norma kemanusiaan. Namun sejumlah negara kemudian memproteksi kehadiran kaum transgender bahkan mulai mengedukasi siswa-siswi untuk menerima kehadiran mereka.

Ia meyebut, kemunculan kaum transgender ini juga dipastikan akan memicu konflik pemikiran dan hukum dengan kaum feminisme yang selama ini terus menerus memperjuangkan kesamaan hak kaum perempuan.

Pasalnya, ungkap Iwan, Sekarang kaum feminis dihadapkan pada realita komunitas transgender perempuan yang masuk ke wilayah kaum perempuan, bahkan berkompetisi dengan kaum perempuan dan mengalahkan mereka.[] Agung Sumartono

Share artikel ini:

Related post

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *