Sinwar Berperang dan Belum Makan Selama 3 Hari Sebelum Syahidnya

Surat kabar Israel Hayom mengungkapkan pada 4/11/2024 bahwa Kepala Biro Politik Hamas, Yahya Sinwar, dan anak buahnya “menderita kelaparan dan tidak makan selama 3 hari penuh sebelum bentrok dan terbunuh.” Pada 17/10/2024, tentara Yahudi mengumumkan bahwa mereka telah membunuh Sinwar dalam bentrokan dengannya.

Surat kabar Asharq Al-Awsat mengutip sumber yang tidak disebutkan namanya di gerakan Hamas yang mengatakan bahwa secara kebetulan pasukan pendudukan berada dekat posisi Sinwar setidaknya lima kali sebelum dibunuhnya, dan dia mengirim pesan kepada keluarganya yang baru sampai dua hari setelah kesyahidannya. Di dalamnya, dia menyebutkan rincian tentang kesyahidan keponakannya, yang menemaninya, dan tempat pemakamannya

Semua itu menunjukkan betapa besarnya kerelaan dan kesiapan umat untuk berkorban meski kekurangan pangan dan peralatan. Sungguh kepahlawanan tampak dalam peristiwa di Gaza, seperti yang tampak sepanjang sejarah kejayaan umat Islam ini. Semua ini menegaskan bahwa umat dan para tokohnya yang mukhlis serta berjiwa pejuang, yang jumlahnya sangat banyak, mereka akan menegakkan sistem pemerintahan yang sesuai dengan akidahnya, sistem Khilafah, yang akan mengembalikan marwah dan kejayaannya (hizb-ut-tahrir.info, 7/11/2024).

Dapatkan update berita terbaru melalui channel Whatsapp Mediaumat

 

 

Entitas Yahudi Tandatangani Kesepakatan untuk Membeli Pesawat F-15 dengan Bantuan Amerika

Pada tanggal 6 November 2024, Kementerian Pertahanan entitas Yahudi menandatangani kesepakatan untuk membeli satu skuadron pesawat tempur F-15 dengan perusahaan Amerika Boeing, yang mencakup 25 pesawat senilai 5,2 miliar dolar, dengan opsi untuk membeli 25 pesawat lainnya. Kesepakatan itu dibiayai melalui bantuan Amerika kepada entitas Yahudi. Pesawat tersebut akan dipasok secara batch mulai dari 4 hingga 6 pesawat setiap tahunnya, mulai tahun 2031. Eyal Zamir, Direktur Jenderal Kementerian Pertahanan, mengatakan sejak awal perang, entitasnya telah memperoleh perjanjian pembelian senilai sekitar 40 miliar dolar.

Semua ini menegaskan bahwa Amerika adalah pihak yang mengobarkan perang terhadap seluruh umat Islam, sama seperti halnya Amerika melancarkan perang secara langsung di Afganistan dan Irak, namun kali ini di front Palestina dan Lebanon, Amerika melalui anak didiknya, yaitu entitas Yahudi (hizb-ut-tahrir.info, 7/11/2024).

 

 

 

Netanyahu Memecat Menteri Pertahanannya Pemerintahan Biden Terkejut

Juru bicara Dewan Keamanan Nasional AS John Kirby menyatakan pada tanggal 5 November 2024, mengomentari pemecatan Menteri Pertahanan, Yoav Gallant, dengan mengatakan: “Menteri Pertahanan (Israel) yang diberhentikan Yoav Gallant adalah mitra penting Amerika Serikat dalam semua hal yang berkaitan dengan keamanan (Israel).” Dia berkata, “Sebagai mitra dekat, kami akan terus bekerja sama dengan Menteri Pertahanan (Israel) berikutnya,” dan berkata, “Pemerintahan Biden terkejut dengan keputusan tersebut dan masih berupaya mengumpulkan lebih banyak informasi.”

Netanyahu sengaja memecatnya pada hari pemilihan presiden AS untuk menghindari reaksi kekerasan dari pemerintahan Biden, seperti yang dikatakan seorang pejabat Amerika.

Netanyahu mengatakan tentang pemecatan Menteri Pertahanannya: “Ada banyak perbedaan antara dia dan Gallant mengenai pengelolaan perang.” Dia berkata, “Sayangnya, meskipun pada bulan-bulan pertama perang terdapat kepercayaan, dan ada pekerjaan yang sangat bermanfaat, namun kepercayaan ini retak antara saya dan Menteri Pertahanan selama beberapa bulan terakhir,” dan dia menunjuk Menteri Luar Negeri, Israel Katz sebagai penggantinya.

Tampaknya Gallant memiliki hubungan dekat dengan pemerintahan Biden, sementara Netanyahu tidak selaras dengan pemerintahan tersebut meskipun mereka mendukungnya secara mutlak. Dia senang dengan kemenangan Trump karena hubungannya dengan dia dan Partai Republik sangat kuat (hizb-ut-tahrir.info, 7/11/2024).

Share artikel ini: