Sikap Ulama Jember Atas Pernyataan Donald Trump:“Tegakkan Khilafah ‘ala Minhajin Nubuwwah, Solusi Tuntas Palestina”

Pondok Pesantren Nurul Ulum (PPNU), Ajung, Jember menggelar peringatan Maulid Nabi Muhammad pada Jumat (29/12) petang. Acara dihadiri lebih dari seratus ulama dan asatidz asal Jember dan sekitarnya. Peringatan Maulid Nabi menggulas tentang persoalan Palestina, “Selamatkan Palestina dengan Solusi Sesuai Ajaran Nabi Muhammad Saw”.

KH Abdullah, dalam sambutannya menyampaikan: “Memperingati Maulid Nabi dengan bershalawat atasnya merupakan bentuk syukur umat Islam, karena Nabi Muhammad adalah satu-satunya makhluk Allah yang bisa menyelamatkan umatnya di dunia dan di akhirat”.

Ulama sekaligus pengasuh PPNU itu, menekankan poin penting dari peringatan Maulid Nabi bukan hanya membaca shalawat apalagi makanannya, namun yang paling penting bisa mengambil hikmah dari peringatan maulid ini,” tuturnya dalam bahasa Madura.

Hal utama dari maulid, lanjut pak Kyai, adalah teladan pada diri Rasulullah yang bisa ditiru oleh umatnya. Meneladani Rasulullah dengan meniru dakwah yang Rasulullah lakukan.

KH Muhammad Yasin, dalam tausiyahnya menjelaskan: “Dakwah Rasulullah dimulai dengan membina para sahabatnya di Mekah sampai mendirikan negara khilafah di Madinah. Negara khilafah sejak awal didirikannya sampai keruntuhannya pada tahun 1924 telah berumur 1300 tahun,” ungkapnya.
Jadi sejak 1924, tambah beliau, sampai sekarang, tidak ada khalifah yang menerapkan Islam secara kafah. “Sejak khilafah runtuh itu, berbagai musibah melanda kehidupan umat Islam, umat Islam dicap negatif, dikriminalisasi, difitnah, dan sebagainya”, ujarnya.

Kyai Pimpinan Ponpes al-Fattah Mumbulsari Jember itu menuturkan, sejak khilafah tiada, kaum muslim terjajah dalam berbagai aspek, seperti ekonomi, pendidikan, budaya, bahkan terjajah secara fisik seperti yang terjadi di Palestina.

“Palestina itu dijajah oleh orang kafir (Israel). Kenapa mereka berani? Ya karena umat Islam tidak mempunyai seorang khalifah yang menerapkan Islam (secara kafah),” terangnya.

Pernyataan Presiden Amerika Serikat, Donald Trump yang menetapkan Yerussalem sebagai ibu kota Israel, dan tidak tegasnya sikap penguasa muslim atas persoalan Palestina, direspon para ulama dengan mengeluarkan pernyataan sikap.

Pernyataan sikap Ulama Jember tertuang sebagai berikut:
(1) Menolak klaim Presiden AS, Donald Trump bahwa Yerussalem adalah ibu kota Israel begitu juga menolak tegas untuk mengakui Tel Aviv sebagai ibu kota Israel;
(2) Menolak atas solusi-solusi yang dihasilkan dari forum-forum internasional untuk Palestina karena hal itu hanyalah solusi palsu yang sama sekali tidak membantu permasalahan Palestina secara tuntas;
(3) Menyeru kepada penguasa negeri muslim dan seluruh kaum muslimin untuk menyadari bahwa solusi hakiki atas Palestina ialah dengan memerangi (jihad fi sabilillah) dan mengusir Israel dari seluruh tanah Palestina;
(4) Menyeru kepada seluruh kaum muslimin untuk ikut berjuang menegakkan kembali Khilafah ‘ala Minhajin Nubuwwah karena hal tersebut merupakan penyelesaian tuntas atas masalah Palestina;
(5) Menyeru kepada penguasa negeri muslim untuk memutus segala bentuk hubungan diplomatik dan hubungan internasional lainnya dengan kafir penjajah seperti Amerika Serikat dan Israel;
(6) Menegaskan bahwa apabila seruan ini tidak diindahkan, maka kami tidak akan segan-segan melakukan aksi penolakan dengan mendatangkan massa kaum muslimin dengan jumlah yang lebih besar daripada aksi-aksi sebelumnya.[]

Sumber: shautululama.com

Share artikel ini: