Sikap Rezim Iran Terhadap Konflik Azerbaijan Armenia Bisa Mengancam Kesatuan Iran

Iran sangat prihatin dengan konflik antara Armenia dan Azerbaijan saat ini. Posisi historisnya dalam konflik ini tegak di atas dasar dukungan rahasia kepada Armenia melawan Azerbaijan.

Hal itu meskipun suku Azeri di Azerbaijan dan Iran bermazhab Syiah. Dan mereka merupakan kelompok terbesar kedua di negara itu setelah suku bangsa Persia. (Jumlah mereka diperkirakan sekitar 28 juta. Dan jumlah orang Azerbaijan di Iran dua kali lipat dari jumlah mereka di Azerbaijan sendiri).

Dan mereka memiliki kekuatan ekonomi yang sangat besar, dan pengaruh yang besar di dalam kekuasaan, seminar keagamaan dan bazar (pasar) Iran.

Mereka bersimpati kepada tuntutan Azerbaijan dan menganggap Armenia sebagai musuh. Sesuatu yang juga mempersatukan orang-orang Azerbaijan di dalam dan di luar negeri adalah bahwa mereka semua adalah berasal dari asal usul Turki …

Sebab sikap Iran mendukung Armenia “secara rahasia” ini adalah ketakutan Iran akan terpicunya sentimen nasionalisme suku Azeri di Iran, dan dengan begitu akan terjadi kecenderungan separatis pada diri mereka, dan dengan begitu akan ada tuntutan untuk bergabung dengan Azerbaijan di masa depan. Hal yang semakin meningkatkan ketakutannya adalah masuknya Turki dalam garis konflik dengan kuat mengeksploitasi asal usul Turki dari Azeri …

Inilah yang membuat Iran secara hakiki berpihak kepada Armenia. Aspek etnis lebih dominan terhadap aspek mazhab dalam posisinya sikap Iran terhadap konflik ini …

Tetapi sikap ini membuat Iran dalam masalah di hadapan bangsa Iran pada umumnya dan menyingkap kemunafikan mereka dalam deklarasi dukungan mereka untuk isu-isu Syiah di dunia. Hal itu membuat Iran merasakan bahaya perpecahan di dalam masyarakat Iran, dan mendorong Iran mengubah sikap mereka secara hipokrit dan menyampaikan kritik langsung terhadap Armenia, satu hal yang dianggap pertama kali terjadi dalam waktu yang lama.

Ini menunjukkan bahwa kekhawatiran rezim Iran tentang Azeri adalah serius. Dan menunjukkan bahwa dalam pandangan rezim Iran, hal itu mengancam persatuan tanah Iran jika Iran salah perhitungan dalam menangani konflik yang sedang berlangsung. Apa yang membuat rezim Iran segera mengubah sikap terbukanya adalah meletusnya demonstrasi di kota-kota dengan mayoritas Azerbaijan dan di wilayah tenggara Teheran, karena marah atas kebijakan Iran terhadap konflik tersebut, yang menjadi peringatan bagi rezim Iran. Penting disebutkan di sini bahwa pemimpin Iran saat ini, Ali Khamenei, berkebangsaan Azeri namun simpatinya terhadap nasionalisme Persia lebih besar daripada simpatinya terhadap afiliasi sektarian.

Komentar al-Wa’ie: Iran tegak di atas mosaik etnis yang berbeda, dari Persia, Azeri, Kurdi hingga Arab. Dan Iran tidak kebal dari fragmentasi jika Amerika menginginkannya seperti halnya dengan negara-negara di kawasan itu. Perhatiannya banyak dan besar dan semuanya selain untuk Allah. Kami menyeru Iran untuk mempertimbangkan kembali pertanggungjawabannya kepada Rabbnya terlebih dahulu sebelum segala hal. Dan kerja samanya dengan “Setan Besar” dan melawan kaum Muslim hanya akan mendatangkan kesengsaraan baginya di dunia ini dan azab di akhirat.

Sumber:
http://www.al-waie.org/archives/article/15280

Share artikel ini: