Signifikasi PKC terhadap Muslim Uighur Sangat Berbahaya!

Mediaumat.info – Strategi signifikasi yang dilakukan oleh Partai Komunis Cina di wilayah Xinjiang (dulu: Turkistan Timur), yang mayoritasnya adalah umat Muslim Uighur dinilai sangat berbahaya.

“Signifikasi itu adalah upaya penyatuan antara sebuah budaya Uighur di Turkistan Timur menuju budaya yang sejalan dengan budaya etnis Han yang mayoritas Cina, baik dari segi makanan, pakaian, bahasa, dan juga aspek-aspek budaya yang lainnya itu signifikasi. Nah kalau dalam konteks tadi pertanyaannya, apakah itu berbahaya atau tidak, Ya itu sangat berbahaya sekali!” ujar Geopolitical Institute Hasbi Aswar, Ph.D. dalam Kabar Petang: Terungkap Taktik Keji Rezim Komunis Cina Tindas Muslim Uighur, Rabu (19/6/24) di kanal YouTube Khilafah News.

Apalagi, lanjutnya, dalam konteks masyarakat Muslim di Turkistan Timur yang berbeda dengan etnis Han.

“Karena Turkistan Timur itu kan masih berada di wilayah Asia Tengah gitu, tapi kemudian dicaplok oleh rezim Cina begitu dan kemudian sampai hari ini menjadi bagian dari Cina,” jelasnya.

Adapun masalahnya, tegas Hasbi, secara etnis budaya dan peradaban, berbeda dengan Cina. Makanya ada upaya-upaya untuk memerdekakan atau melepaskan diri dari Cina. “Jadi memang ada aspirasi seperti itu,” ujarnya.

Tapi, tuturnya, di awal abad 20, pemerintah Cina melakukan signifikasi dengan cara mengirim etnis-etnis warga Cina yakni etnis Han.

“Datang ke sana, kemudian terjadi perubahan. Apa perubahannya? Perubahan demografi di sana, yang dulunya kemudian mayoritas Uighur, sekarang Uighur menjadi bukan lagi mayoritas begitu,” ungkapnya.

Jadi sampai sekarang, bebernya, lebih dari setengahnya itu bukan Uighur, padahal dulumya Uighur itulah bagian dari signifikasi.

“Jadi, ada upaya untuk melebur secara identitas Uighur atau masyarakat Turkistan Timur yang dulunya itu didominasi Uighur kemudian menjadi Han,” tuturnya.

Hasbi juga menjelaskan, adanya pemaksaan bahasa, yang sekarang bahasa wajib yang digunakan secara formal di institusi-institusi pemerintahan adalah bahasa Cina. “Padahal Uighur punya bahasa sendiri yang berbeda dengan bahasa Cina,” bebernya.

Kemudian, lanjutnya, dari segi agama yang paling jelas, paling nyata, dan paling banyak yang menyudutkan kaum Muslim.

“Bahkan kabarnya berjenggot pun dilarang, shalat pun dibatasi, masjid pun sejak tahun 2003 kalau todak salah ada kebijakan konsolidasi masjid, yang kabarnya masjid yang bisa dipakai shalat itu hanya, hanyalah masjid yang sudah diberikan izin oleh pemerintah,” tuturnya.

Bahkan, keluhnya, termasuk juga puasa. Kaum Muslim di Uighur yang boleh berpuasa hanyalah orang yang sudah diberi izin oleh pemerintah. “Jadi yang tidak diberikan izin bisa diberikan sanksi dan sebagainya,” tegasnya.

Berbahaya

Jadi, kata Hasbi, signifikasi itu sangat berbahaya, karena bagi kaum Muslim sama saja dengan memaksakan kaum Muslim untuk meninggalkan syariahnya atau meninggalkan agamanya.

“Ini sama persis dengan pada saat pembantaian di Spanyol tahun 1400-an, kristenisasi. Jadi, kaum Muslimin itu dipilih antara pergi dari Spanyol atau mati atau jadi Kristen, jadi tidak ada pilihan lain ini untuk orang Muslim dan orang Yahudi,” pungkasnya. [] Setiyawan Dwi

Dapatkan update berita terbaru melalui channel Whatsapp Mediaumat

Share artikel ini: