Oleh: Umar Syarifudin (pengamat politik internasional)
Protes dan kritik telah disuarakan oleh berbagai ormas dan tokoh masyarakat setelah keluarnya Perppu Pembubaran Ormas, pemerintah tak bergeming status badan hukum HTI dicabut, atmosfer kekhawatiran masyarakat menguat, masyarakat merasa heran dan tertekan untuk mengecam keluarnya kebijakan tersebut. HTI yang tidak pernah setengah hati menyuarakan perlawanan terhadap kapitalisme yang menggurita difitnah sebagai kanker yang menggerogoti Indonesia… Maasyaa’Allah.
Puluhan ribu catatan Hizbut Tahrir Indonesia selalu aktif melakukan kritik berbagai kebijakan liberal yang diterapkan rezim serentak di seluruh Indonesia lalu mendapatkan simpati dari masyarakat. Amerika Serikat paham bahwa Hizbut Tahrir Indonesia adalah halangan bagi kesuksesan mereka dalam melaksanakan proyek-proyek dominasi terhadap terhadap Indonesia. Amerika dan Negara-negara barat juga sangat mengetahui bahwa Hizbut Tahrir dimanapun adalah gerakan intelektual tanpa kekerasan yang aktif dalam mencabut pengaruh penjajah dari seluruh negeri muslim, dengan jalan mengganti sistem kapitalisme yang rusak dengan merealisasikan solusi Islam, system khilafah rosyidah.
Bagaimanapun, situasi terkini telah mengajarkan pelajaran ironis tentang jargon kebebasan. Anda bisa mengatakan banyak hal tentang kekuasaan dan penguasa, dan bisa terkejut dengan sejumlah ironi dalam demokrasi. dalam demokrasi dikatakan rakyat punya hak untuk mengatakan dan menyuarakan, termasuk dakwah Islam menyeru kepada yang ma’ruf mencegah yang mungkar. Sekali lagi, Anda telah melihatnya, merasakannya, apapun kebijakan sesuai apa yang dipikirkan dan ditafsirkan oleh pemerintah. Terlepas bertentangan atau selaras dengan nilai-nilai Islam.
Dakwah Hizbut Tahrir Indonesia selama lebih 20 tahun di Indonesia telah diketahui dan telah dirasakan dampak positifnya banyak elemen masyarakat. Lalu HTI menemukan kebohongan nekat yang tidak berdasar yang menfitnahnya. HTI telah berada di garis depan perjuangan pemikiran di dunia Muslim untuk mencegah munculnya tirani dan kediktatoran. Sepanjang waktu itu, anggota-anggota HTI tidak terlibat dalam kekerasan; mereka tetap bersabar dan tidak melakukan kekerasan walaupun digiring maupun dipantik ke arah jebakan tersebut.
Pemerintah selalu meyakinkan kepada masyarakat tentang demokrasi, masyarakat dituntut patuh dan percaya pada demokrasi, kebebasan berbicara, toleransi. Lalu Anda merasakan ketimpangan dan krisis, lalu Anda menyuarakan kritik ini, termasuk HTI, dan Anda tidak perlu menjadi anggota HTI untuk mengatakan ini, bahwa ada banyak kekurangan dan kontradiksi dalam sistem demokrasi.
Amerika dan Inggris dan Negara-negara diktator telah mengembangkan suatu tema yang ajeg dan konsisten dengan mengangkat satu nama kelompok dakwah sebagai yang paling berbahaya: Hizbut Tahrir. Dan Anda juga memahami AS bukanlah pembawa damai di dunia ini, namun sebagai pemantik invasi militer dan imperialis adidaya.
Amerika dan Negara-negara barat merayakan perang melawan teror yang tidak ada kaitannya dengan teror itu sendiri, tetapi berkaitan dengan Islam. Mereka terus menggalakan perlunya “menundukkan ideologi yang berada di balik ancaman”. Ironisnya, di negeri-negeri sekuler Barat yang mengklaim menjunjung tinggi kebebasan bersuara dan berekspresi, keyakinan untuk mengadopsi sistem Islam telah menjadi musuh negara. Perintah gangguan radikalisme Islam tersebut bertujuan untuk memberdayakan kepolisian agar dapat membatasi “kegiatan berbahaya” individu dan gerakan radikal yang diklaim sepihak oleh pemerintah. Ironisnya, definisi yang luas tentang bahaya adalah mencakup risiko gangguan publik atau “ancaman terhadap fungsi demokrasi” yang kabur dan berdampak melarang syiar Islam secara terbuka ataupun persyaratan-persyaratan untuk tunduk kepada polisi terlebih dahulu setiap publikasi yang diajukan di web, Media sosial atau cetak. Mengambil bagian dalam demonstrasi publik atau berbicara di acara publik juga akan dilarang.
Sekali lagi, Amerika dan Negara-negara kapitalis menghendaki visi penerapan Islam kaffah yang disuarakan HTI diberangus. Di saat yang sama Negara-negara tersebut terpuruk dengan sistem korporatokrasinya, tak satu pun dari reformasi ekonomi yang berhasil mengatasi pertumbuhan yang didorong oleh hutang, ekonomi gelembung dan ketidaksetaraan kekayaan. Barat telah mengalami depresi, resesi, kemerosotan, kemunduran dan penurunan setiap dekade. Ini karena kebutuhan akan pertumbuhan ekonomi abadi menciptakan bubble economy yang tidak berkelanjutan yang menyebabkan bom waktu ledakan krisis. Dogma pertumbuhan ekonomi sistem kapitalisme ini telah menciptakan garis kesalahan distribusi kekayaan di mana sebagian kecil ekonomi kapitalis mengendalikan sebagian besar kekayaan manusia, yang terus dipaksakan ke negeri-negeri muslim termasuk Indonesia.
Masa depan dunia Muslim yang diinginkan Amerika adalah kondisi yang akan membatasi ekspresi mereka terhadap Islam. Masjid, pusat studi Islam dan lembaga pembelajaran Islam akan dipantau dan dipaksa untuk hanya menyampaikan keyakinan Islam tersebut yang dapat diterima oleh standar liberal sekuler barat sampai generasi baru umat Islam mengadopsi versi sekuler Islam yang mengabaikan kepercayaan ideologis Islam yang benar. Ini bukan perang ideologis melawan satu gerakan Islam saja, tapi sebuah perang ideologis melawan Islam. Karena itu, umat Islam harus sadar tentang rancangan barat untuk kaum Muslim dan melawan kebijakan atas nama ‘kontra-radikalisme’ ala penjajah untuk melindungi kaum muslim di seluruh dunia.
Ringkasnya, HTI sangat dibutuhkan kehadirannya di Indonesia, Umat Islam membutuhkan dakwah intelektual seperti HTI yang dapat secara kritis membongkar berbagai intrik dari kebijakan kapitalistik. HTI salah satu gerakan Islam yang dapat menantang narasi dominan, gagasan akal sehat yang tidak masuk akal, dan kegagalan dogma liberalistik “. Dakwah yang dihadirkan HTI berakar kuat dalam tradisi ulama yang mampu mengartikulasikan Islam secara persuasif, kuat, politis.
Sangat penting umat Islam merenungkan kondisi saat ini dan berharap kaum muslimin mampu menjangkau persoalan dan akarnya, selanjutnya mampu menjelaskan secara arif bahwa agama Islam, dan dakwah Islam – termasuk yang dilakukan HTI hakikatnya untuk mewujudkan tatanan negeri menuju lebih baik. Kaum muslim perlu hadir menunjukkan bahwa akidah Islam yang indah ini mampu mengatasi masalah-masalah yang diciptakan oleh nilai-nilai sekulerisme dan kapitalisme.
Begitulah, muslim Indonesia memiliki pilihan yang sama dengan muslim di Arab, di Rusia maupun di Amerika dan seluruh dunia untuk meneladani Rasulullah SAW dan termasuk meneladani Khulafaur rasyidin yang menjadikan Islam sebagai jalan hidup dan jalan perjuangan. Kaum muslim juga mempunyai pilihan, untuk mengadopsi nilai-nilai kapitalisme sekuler dan menerima kemungkaran… ataukah diam melihat kemungkaran di sekitar, ataukah mereka bergembira menawarkan kerusakan konsepsi… atau mampu berbicara dan memperjuangkan secara jelas mengenai kebenaran dan konsep Islam.[]