Siapa pun yang Terpilih Jadi Presiden AS, Tetap Bertugas Jaga Kapitalisme
Mediaumat.info – Pengamat Politik Ahmad Hanafi Rais menyatakan siapa pun yang terpilih menjadi presiden AS dalam pemilu 5 November 2024 nanti tetap saja bertugas untuk menjaga ideologi kapitalisme, tidak berubah.
“Itu pasti akan sama tidak berubah,” tuturnya dalam Rubrik Diologika: Pemilu Amerika Serikat, Endingnya Sama Saja? di kanal YouTube Peradaban Islam ID, Sabtu (20/7/2024).
Hanya cara menjaganya saja yang berubah-ubah. “Hanya cara menjaganya kemudian isu yang dimainkan itu yang berubah-ubah,” lanjutnya.
Dan, ucapnya, memang itu akan yang dimakan oleh pemilih (voters) adalah isu-isu level bawah seperti ini yang sifatnya itu sebenarnya uslub atau strategi opini saja.
“Tapi secara pemikiran memang tidak akan lepas dari situ,” cetusnya.
Menurutnya, isu Palestina, antigenosida memang akan signifikan ukurannya kalau bisa mengubah sistem politik di Amerika. “Hanya saja tampaknya itu sangat kecil atau hampir mustahil untuk bisa terjadi seperti itu,” imbuhnya.
Namun kalau gelombang antiperang makin besar, ungkapnya, ini mungkin bisa mengulang seperti zaman tahun 60-an seperti orang pada protes besar-besaran tentang Perang Vietnam.
Hanafi menilai, yang dilakukan entitas penjajah Zionis Yahudi di Palestina itu punya instrumen menggigit kuat, mencengkram kuat para politisi maupun partai dan pemerintahan di White House maupun di Kongres.
Kekuatan lobi Yahudi di Amerika ini, ujarnya, bisa dibilang sangat kuat dan resmi. Apalagi yang tidak resmi dan luar biasa menentukan hasilnya siapa di kedua partai.
“Jadi, boleh partai Demokrat ini bisa berbeda isu tentang pendekatan terhadap Palestina, ada mengedepankan perang, ada mengedepankan diplomasi atau mungkin isu-isu lain yang sering muncul,” sambungnya.
Biasanya, tuturnya, soal pembatasan senjata atau mungkin isu tentang pajak begitu,” tetapi mereka akan punya sikap yang sama tentang mempertahankan Israel itu sebagai harga yang tidak bisa ditawar,” tandasnya.
“Bahwa mereka (AS) itu harus mempertahankan negara penjajah itu di tanah Palestina,” pungkasnya. [] Muhammad Nur
Dapatkan update berita terbaru melalui channel Whatsapp Mediaumat