Mediaumat.id – Tuntutan pembebasan Juru Bicara Resmi Hizbut Tahrir Pakistan Naveed Butt yang telah diculik sejak 2012 karena menyerukan pembebasan Pakistan dari penjajah Amerika Serikat (AS), datang dari berbagai penjuru dunia, termasuk Indonesia yang disampaikan Cendekiawan Muslim Ustaz Muhammad Ismail Yusanto (UIY).
“Menyerukan pembebasan Nadveed Butt yang secara brutal telah diculik pada 11 Mei 2012 di depan keluarganya, di depan anak-anaknya,” imbaunya dalam Kampanye #FreeNaveedButt, Ahad (1/5/2022) di kanal YouTube Al Waqiyah TV.
Senada dengan UIY, seruan lantang juga disampaikan tak kurang dari sepuluh cendekiawan Muslim dari berbagai negara. Di antaranya Salah Eldin Adadah dari Libanon.
“Sudah sepuluh tahun lamanya, sejak badan intelijen Pakistan menculik juru bicara resmi Hizbut Tahrir di wilayah Pakistan, Naveed Butt,” tutur Eldin.
Dari negeri jiran, Malaysia, Abdul Hakim Othman juga menyerukan dengan menegaskan bahwa empat orang anak Naveed Butt telah kehilangan seorang ayah tercinta selama sepuluh tahun.
Begitu juga dari Bangladesh. Yang selain seruan pembebasan Naveed Butt, Imadul Amin juga mengungkapkan, yang melakukan penculikan tidak lain adalah otoritas Pakistan sendiri.
Seruan serupa sekaligus ajakan kepada kaum Muslim di seluruh dunia berkenaan dengan upaya penghilangan pendudukan (penjajahan) tanah yang diberkati, juga disampaikan Syekh Yusuf Makharzeh dari Palestina.
Hal sama pun diserukan oleh Saifullah Mustanir dari Afghanistan, Ahmad Abdul Wahab dari Suriah, Yilmaz Celik dari Turki, dan Ibrahim Othman dari Sudan.
Kemudian masih dalam rangka kampanye seruan pembebasan Naveed Butt, Khabayb Karabaka dari Tunisia pun memotivasi dengan menyampaikan hadits Nabi SAW yang artinya,
Dari Abu Hurairah dia berkata, Rasulullah SAW bersabda, ‘Barangsiapa yang membantu seorang Muslim (dalam) suatu kesusahan di dunia maka Allah akan menolongnya dalam kesusahan pada hari kiamat, dan barangsiapa yang meringankan (beban) seorang Muslim yang sedang kesulitan maka Allah akan meringankan (bebannya) di dunia dan akhirat’ (HR Muslim).
Sekilas Tentang Naveed
Naveed Butt yang berusia lima puluh dua tahun, ayah dari empat anak, adalah putra umat Islam yang setia dan terpuji. Dia juga dikenal sebagai politisi ideologis dari kelas sedemikian rupa sehingga dia dapat dengan mudah memenuhi tanggung jawab memerintah di pos mana pun, setelah berdirinya kembali khilafah.
Keterangan itu, sebagaimana diinformasikan oleh Kantor Media Pusat Liputan Khusus Hizbut Tahrir tahun lalu. Tepatnya pada Jumat 18 Ramadhan 1442 H atau 30 April 2021 M. Yang bila dihitung hingga hari ini, dia dikurung di ruang bawah tanah agen rahasia selama sepuluh tahun sejak 11 Mei 2012 lalu.
Ternyata, masih dari keterangan yang diinformasikan, Naveed berasal dari keluarga bangsawan Kashmir yang tinggal di Islamabad.
Sebelumnya juga terungkap, ia diterima di Universitas Teknik dan Teknologi (UET) Lahore yang terkenal. Dan dari kecemerlangan yang sedemikian rupa menjadikan dia dipindahkan ke Universitas Illinois, Amerika Serikat (AS) untuk menyelesaikan pendidikan hingga lulus.
Berangkat dari situ, ia pun bekerja di sektor swasta di AS. Namun ketika memutuskan kembali ke Pakistan untuk menjadi bagian dari perjuangan global menegakkan kembali khilafah dengan metode kenabian di tanah Muslim, ia rela meninggalkan kehidupan mewah untuk menghadapi kemarahan para tiran.
Bahkan melalui ratusan tulisan siaran pers, lusinan kolom, pidato konferensi pers yang juga terhitung lusinan, seminar dan konferensi, serta bertemu ribuan orang berpengaruh, tidak membuat Naveed lelah mengungkap pengkhianatan para penguasa terhadap Islam dan kaum Muslim, serta perbudakan mereka ke AS.
Ditambahkan sebagaimana penegasan di dalam Al-Qur’an Surat Al-Fath ayat 29, Allah SWT berfirman, yang artinya: ‘Muhammad itu adalah utusan Allah dan orang-orang yang bersama dengan dia adalah keras terhadap orang-orang kafir, tetapi berkasih sayang sesama mereka.’
Di sisi lain, masih dari keterangan yang diinformasikan Kantor Media Pusat Liputan Khusus Hizbut Tahrir, Naveed melakukan perjalanan ke seluruh Pakistan semata bertujuan mencerahkan orang-orang tentang kewajiban menegakkan kembali khilafah berikut rincian strukturnya.
Selama perjalanan politik dan intelektualnya, disampaikan juga bahwa ia telah mengalami penangkapan dan pemenjaraan berulang kali. Sehingga tak mengherankan, ia pun terkenal dengan pembangkangan dan keberanian selama perjuangannya.
Dengan demikian, jelas sekali meski represi keras dilakukan rezim Pakistan, Hizbut Tahrir tidak akan meninggalkan atau memperlambat perjuangannya. Sebaliknya, pengaruh Hizbut Tahrir telah meningkat secara umum di kalangan umat Islam dan khususnya di angkatan bersenjata.
Dengan kata lain di saat bersamaan, apalagi di bulan Ramadhan yang penuh berkah, para pengemban dakwah Islam kaffah layak memanjatkan doa agar seperti halnya Nabi Yusuf, Allah SWT memberikan Naveed Butt bisa melarikan diri dari ruang bawah tanah tiran dan menghormatinya dengan memerintah dengan semua yang Dia firmankan.
Sebagai penutup, dikatakan dalam Al-Qur’an Surat Asy-Syu’ara ayat 29, yang maknanya: ‘Dan orang-orang yang zalim itu kelak akan mengetahui ke tempat mana mereka akan dikembalikan.’ [] Zainul Krian