Mediaumat.info – Seruan Presiden Turki Recep Tayyip Erdogan saat berbicara dalam acara asosiasi sekolah-sekolah Islam di dekat Istambul yang meminta agar negara-negara Muslim membentuk aliansi guna melawan penjajah Zionis Yahudi dinilai hanya retorika kosong para pemimpin dunia Islam.
“Seruan Erdogan ini adalah rangkaian politik retorika kosong para pemimpin dunia Islam,” ujar Direktur Siyasah Institute Iwan Januar kepada media-umat.info, Selasa (10/9/2024).
Iwan melihat, para pemimpin dunia Islam terus berkoar-koar di depan rakyat mereka, kaum Muslim, untuk menunjukkan seolah-olah serius memperhatikan dan mencari solusi atas persoalan genosida di Gaza. Padahal tindakan mereka bertolak belakang. Apalagi mereka terus mencari-cari kesempatan untuk tetap bisa menjalin hubungan diplomatik dan ekonomi dengan entitas Yahudi tersebut.
Iwan membeberkan, Erdogan saat ini membutuhkan momentum untuk merebut kembali dukungan di depan rakyatnya, setelah kekalahan telak partainya dalam pilkada Turki pada April lalu. Dan momen itu adalah tewasnya pegiat HAM Aysenur Ezgi Eygi, yang memiliki dua kewarganegaraan ganda Turki dan AS, dibunuh sniper militer Zionis.
Menurut Iwan, Erdogan sebenarnya tahu mustahil mewujudkan aliansi negeri-negeri Muslim yang dipimpin para boneka Amerika Serikat. Turki sendiri adalah bagian dari sekutu Amerika Serikat dan anggota NATO, serta Uni Eropa.
“Bagaimana mungkin bisa terbentuk aliansi negeri-negeri Muslim sementara para penguasanya adalah sekutu AS bahkan menjalin hubungan dengan negara Zionis?” jelasnya.
Erdogan pura-pura tidak tahu bahwa AS dan Barat selaku majikan para penguasa Muslim itu tidak akan pernah menyetujui terbentuknya aliansi kekuatan kaum Muslim.
Iwan menegaskan, Erdogan tidak akan pernah menyerukan tegaknya khilafah, padahal Erdogan tahu persoalan Gaza dan invasi Yahudi ke tanah Palestina hanya bisa tuntas dengan kekuatan militer yang independen. Dan itu harus dengan khilafah Islam yang berdiri di atas kekuatan umat, bukan atas restu negara-negara Barat.
“Institusi Khilafah akan menyatukan bahkan kalau perlu dengan paksa semua negeri-negeri Muslim lalu akan melancarkan strategi jitu untuk melenyapkan entitas Yahudi yang menjajah Palestina,” terangnya.
Namun, kata Iwan, Erdogan seperti para penguasa Muslim lain tak akan pernah menyerukan itu. Mereka takut tidak akan lagi mendapatkan sokongan dan bantuan untuk mempertahankan kekuasaan mereka. Para pemimpin dunia Islam itu lupa bahwa kekuasaan itu sesungguhnya datang dari Allah dan hanya Allah juga yang akan mencabut dan menghinakan siapa saja yang dikehendaki.
“Padahal, harusnya Erdogan dan para pemimpin dunia Islam belajar dari tumbangnya Saddam Husain, Qadafi, atau Raja Farouk di Mesir, Shah Iran, dan sebagiannya yang akhirnya jatuh dari kekuasaannya, sementara para majikan mereka hanya menyaksikan semua itu. Bahkan mereka juga yang memainkan skenario keruntuhan tersebut,” pungkas Iwan. [] Agung Sumartono
Dapatkan update berita terbaru melalui channel Whatsapp Mediaumat