Mediaumat.news – Terkait seruan boikot produk Prancis oleh kaum muslimin untuk menyikapi penghinaan terhadap nabi Muhammad SAW, Cendekiawan Muslim Ustaz Muhammad Ismail Yusanto (MIY) mengatakan tidak cukup!
“Kalau ditanya apakah ini cukup, tentu tidak cukup!” Ujarnya dalam acara FOKUS LIVE: Rasulullah Kembali Dihina, Siapa yang Hentikan? Di Kanal YouTube Khilafah Channel Ahad 01/11/2020.
Menurut MIY cukup itu ketika pelakunya dihukum mati dan tidak terjadi lagi penghinaan atau tidak semakin menjadi-jadi karena sekarang ini penghinaannya semakin menjadi-jadi. “Jadi pelakunya bukannya insyaf dan meminta maaf sebagaimana yang dulu pernah terjadi di masa Sultan Abdul Hamid II, ketika di Prancis hendak menggelar drama karya Voltaire lalu diprotes oleh Sultan Abdul Hamid II dengan ancaman jihad dan drama tersebut dihentikan, itu baru cukup,” Tegasnya
MIY mengatakan apapun itu yang bermakna protes harus dilakukan termasuk boikot produk Prancis dan kita tidak boleh diam karena diam itu selemah-lemahnya iman, apalagi menyangkut kemuliaan pribadi nabi Muhammad SAW.
Ia berpendapat walaupun seruan boikot itu tidak cukup untuk menghentikan penghinaan tersebut. Tapi seruan boikot ini sudah menggetarkan Prancis andai itu dilakukan secara efektif. Sehingga dalam jangka waktu tertentu sangat besar dampak atau pengaruhnya terhadap ekonomi Prancis meskipun bukan hanya itu yang semestinya bisa dilakukan.
Menurutnya penguasa negeri-negeri muslim harusnya melakukan tindakan yang efektif untuk menghentikan penghinaan tersebut. Karena penguasa negeri muslim itu memiliki seluruh kekuatan yang diperlukan yaitu kekuatan diplomasi, kekuatan ekonomi, dan kekuatan militer. Tidak hanya mengecam karena mengecam itu level masyarakat sedangkan level negara harusnya bertindak.
Ia menghitung secara sederhana dari 57 negeri muslim yang tergabung dalam OKI andaikan masing-masing negara mengirimkan satu batalion pasukan, maka akan terkumpul 50 lebih batalion pasukan yang sangat efektif untuk menghentikan penghinaan tersebut. Sebab menurutnya Prancis jelas-jelas menantang umat Islam dengan mengatakan “Saya tidak takut terhadap kemarahan umat Islam dan Prancis tidak akan mundur membela Freedom of Expression”. Ujar MIY
“Itu tidak bisa dilakukan karena negeri-negeri muslim itu dipimpin oleh penguasa-penguasa yang tidak bekerja, tidak berpihak untuk Islam,” pungkasnya.[]