Serial “Ramadhan Karim” Hari Kesepuluh

 Serial “Ramadhan Karim” Hari Kesepuluh

Mari Tegakkan Negara Kita, serta Jadikan Bulan Ramadhan Sebagai Bulan Jihad, Kejayaan, dan Kemenangan

Bulan Ramadhan adalah bulan jihad dan penaklukan. Nenek moyang kita mencatat kemenangan terbesar dan terindah ada di dalamnya, misalnya, hari kemenangan Badar itu terjadi pada bulan Ramadhan. Hari tersebut adalah hari al-furqān (pembeda), karena Allah SWT membedakan di dalamnya antara yang kebenaran dan yang kebatilan, maka kemenangan pada hari itu merupakan kemenangan pertama yang dicatat kaum Muslim atas orang-orang kafir dalam sejarah kejayaan mereka di bawah negara Islam mereka, di bawah kepemimpinan Nabi dan pemimpin mereka, Rasulullah saw, di mana kemenangan itu terjadi pada tanggal tujuh belas bulan Ramadhan yang penuh berkah. Penaklukan Mekah yang merupakan penaklukkan besar, juga terjadi pada bulan yang penuh berkah, bulan Ramadhan, tahun kedelapan Hijriah.

Penaklukan Andalusia, “Pulau Hijau” di Eropa, terjadi pada bulan Ramadhan yang penuh berkah, pada tahun kedelapan puluh delapan Hijriah. Pertempuran Tours (Pertempuran Bangsal Syuhada) terjadi pada tanggal satu Ramadhan, tahun seratus empat belas Hijriah, ketika Islam dan kaum Muslim mencapai tembok Perancis. Penaklukkan kota Ammuriyah, yang jatuh kesakitannya setelah wanita tawanan itu meminta bantuan dari Khalifah Al-Mu’tasim sambil berteriak: Aduh, Mu’tasim, tolonglah! Peristiwa itu terjadi pada tanggal enam Ramadhan, tahun dua ratus dua puluh dua Hijriah. Dan pertempuran Hattin, di mana an-Nāshir (Sang Penolong) Shalahuddin al-Ayyubi mengalahkan Tentara Salib, yang berlangsung selama bulan Ramadhan.

Pertempuran Ain Jalut yang dipimpin oleh Sultan Qutuz, itu terjadi pada bulan Ramadhan. Kita tidak melupakan penaklukan-penaklukan yang dilakukan oleh Sultan Utsmani Muhammad al-Fātih (Sang Penakluk) dan prajurit-prajuritnya yang gagah berani, dimana di tangan mereka prestasi kemenangan terbesar kaum Muslim diraih atas imperium Romawi pada tahun delapan ratus dua puluh enam Hjriah, yaitu penaklukan Konstantinopel. Sultan Muhammad al-Fātih (Sang Penakluk) memasukinya pada bulan Ramadhan, dan di belakangnya para tentaranya yang sedang berpuasa, mereka memasukinya sebagai para penakluk. Mereka begitu senang dan bahagia, sebab mereka berhasil mewujudkan kabar gembira kemenangan dari Nabi mereka saw. Tinyah, betapa baiknya pangerannya, dan seberapa bagus pasukan itu.”

«لَتُفْتَحَنَّ القُسْطَنْطِينِيَّةُ، فَلَنِعْمَ الأمِيرُ أمِيرُهَا، وَلَنِعْمَ الجَيشُ ذَلِكَ الجَيش»

Konstantinovel benar-benar akan ditaklukkan, maka sebaik-baik pemimpin adalah pemimpinnya, dan sebaik-baik pasukan adalah pasukan itu.” (HR. Ahmad).

Begitulah kondisi kaum Muslim ketika mereka mempunyai Khalifah, mereka terus melangkah maju dari satu penaklukan ke penaklukan yang lain, dari satu kemenangan ke kemenangan berikutnya, dan dari kemulian menuju kemulian yang lebih tinggi. Untuk itu, mari kita tegakkan kembali negara kita, kita berbaiat kepada Khalifah kita, dan mari kita jadikan bulan Ramadhan sebagai bulan jihad, kejayaan, kemenangan, serta bulan dakwah kepada Islam. [] Al-Ustadz Muhammad Ahmad An-Nadi

Sumber: hizb-ut-tahrir.info, 20/3/2024.

Share artikel ini:

Related post

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *