Dengan heroisme yang luar biasa, dua orang lelaki Muslim lanjut usia mencegah upaya seorang pengecut untuk melakukan pembunuhan massal yang baru terhadap umat Muslim yang bersikap damai dan akan beribadah, pada hari Sabtu, 10 Agustus 2019. Kali ini terjadi di kota Bærum, Norwegia.
Karena itu, kami, Hizbut Tahrir Skandinavia, menekankan hal-hal berikut:
⁃ Pertama-tama, kami mengucapkan selamat kepada para pahlawan, para sesepuh yang terhormat, atas tindakan heroik mereka yang luar biasa pada Hari Arafah yang diberkahi. Kami memohon kepada Allah, Yang Maha Kuasa, agar mereka segera pulih, untuk memberikan balasan mereka dan meninggikan derajat mereka di dunia ini dan di akhirat.
⁃ Selanjutnya, harus ditekankan sekali lagi bahwa itu adalah akibat dari narasi anti-Islam yang terus-menerus didengungkan oleh pemerintah Barat, para politisi dan media, yang telah memacu dan memotivasi terjadinya lagi penembakan di masjid. Para monster ekstremis sayap kanan yang diciptakan sendiri oleh Barat ini dipicu oleh retorika penuh kebencian serta diskriminasi, politik menindas dan hukum yang khusus diberlakukan terhadap Muslim, yang saat ini menjadi arus utama dan dilakukan oleh pemerintah populis di negara-negara Barat, termasuk Skandinavia. Prinsip-prinsip mereka sendiri adalah cacat dan sedang ditafsirkan kembali, untuk memantau, mengontrol, dan memperketat cengkeraman mereka pada umat Islam.
Karena itu, pemerintah dan media Barat memikul tanggung jawab atas kebencian ini, yang telah mereka sebarkan dan lazimkan. Partai-partai politik mengadopsi atau melegitimasi propaganda yang menakut-nakuti tentang adanya “invasi” kaum imigran Muslim dan “penggantian besar-besaran” penduduk Eropa. Dengan adanya teroris Christchurch dan seorang yang memproklamirkan diri sebagai pejuang perang salib Norwegia, Anders Breivik, sebagai seorang panutan, individu dan kelompok di negara-negara Barat mengambil konsekuensi maksimal dari 18 tahun kebijakan anti-Islam dan propaganda media. Pada saat yang sama, sebagian besar layanan keamanan Barat menutup mata terhadap adanya milisi ekstremis sayap kanan, yang memungkinkan mereka tumbuh dan mengembangkan jaringan transnasional.
⁃ Selanjutnya, kebencian dan tindakan berdarah dingin yang menjadi ciri kaum sayap kanan teroris bukanlah suatu abnormalitas dari para aktor Barat. Perilaku tersebut mencerminkan tindakan pasukan militer Barat misalnya di Irak dan Afghanistan, dengan melakukan pembantaian terhadap warga sipil dan penghancuran seluruh kota.
⁃ Yang perlu diperhatikan, meskipun merupakan gejala, adalah diamnya para politisi Denmark atas kejahatan yang mengerikan di Norwegia. Bahkan walaupun tidak dikatakan, kebencian terhadap kaum Muslim itu adalah nyata.
⁃ Meskipun bukan suatu tren asing dalam sejarah Eropa, dimana rezim fasis masih ada dalam ingatan, hal ini tetap merupakan ekspresi kuat dari krisis ideologis yang dibawa oleh Barat ke dalam dirinya sendiri, sehingga kaum populisme sayap kanan, Islamofobia dan rasisme telah menjadi jelas dalam kebijakan negara-negara itu.
– Dengan demikian, negara-negara dan media Barat bertanggung jawab secara moral dan politis atas ancaman yang akan segera terjadi terhadap kaum Muslim di negara-negara ini. Mereka harus segera berhenti meradikalisasi dan mempolarisasi masyarakat mereka sendiri dengan membangkitkan sentimen kebencian terhadap kaum Muslim, yang pasti akan memotivasi pelecehan dan kejahatan.