Separatis Kurdi Menyerang Desa-Desa di Manbij, Delegasi PBB Menyerukan Solusi Politik

 Separatis Kurdi Menyerang Desa-Desa di Manbij, Delegasi PBB Menyerukan Solusi Politik

Pada 24/12/2024, pasukan koalisi internasional yang dipimpin oleh Amerika melakukan patroli yang terdiri dari sejumlah kendaraan militer di Ain al-Arab dan mendirikan pusat untuk mengawasi negosiasi gencatan senjata antara Pasukan Demokratik Suriah (SDF) yang terdiri dari kelompok separatis Kurdi, dengan Tentara Pembebasan Suriah (FSA) yang setia kepada Turki.

Pada tanggal 17 Desember 2024, Komandan Pasukan Koalisi Internasional, Jenderal Amerika Kevin Leahy, bertemu dengan Komandan SDF, Mazloum Abdi, di kota Raqqa dan memberitahunya bahwa pasukan pendudukan internasional masih berada di wilayah tersebut. Sebab pasukan boneka, SDF takut akan penarikan pasukan Amerika, seperti yang terjadi di Afghanistan, tanpa pasukan Amerika mereka akan runtuh dan keberadaan mereka berlindung pada keputusannya.

Pasukan SDF melancarkan serangan terhadap desa-desa di sekitar kota Manbij dalam upaya untuk mendapatkan kembali kendali atas desa-desa tersebut setelah mereka diusir menyusul kemajuan faksi-faksi bersenjata Suriah menuju Aleppo, hingga mencapai Damaskus dan memaksa tiran Bashar Assad untuk melarikan diri.

Sementara Utusan Khusus PBB untuk Suriah Geir Pedersen, yang berupaya melaksanakan rencana Amerika di Suriah, menyerukan diakhirinya ketegangan antara Tentara Pembebasan Suriah (FSA) dan Pasukan Demokratik Suriah (SDF) dengan cara politik. Dia memperingatkan agar situasi tegang ini tidak berlanjut dan mengatakan bahwa solusi politik memerlukan konsesi yang serius, bahwa pemimpin pemerintahan baru Suriah, Al-Julani, berjanji dalam pertemuannya di Damaskus pekan lalu tentang pengaturan transisi yang komprehensif.

Amerika dan negara-negara asing ingin memberi separatis Kurdi sebuah entitas yang bentuknya, seperti pemerintahan otonom, mirip dengan apa yang terjadi di Irak, atau pemerintahan lokal mandiri, seperti sistem wilayah. Namun Turki menolak hal seperti ini untuk suku Kurdi agar tidak menimbulkan ancaman terhadap perbatasannya, kemudian separatis Kurdi bergerak dari sana menuju Turki, seperti yang terjadi di Irak utara, karena takut penularan ini akan menyebar ke Turki, sehingga meningkatkan tuntutan yang sama di Turki, mengingat persentase suku Kurdi cukup besar.

Proyek-proyek Amerika dan negara-negara penjajah lainnya bersama dengan entitas Yahudi antara lain adalah melemahkan negeri-negeri Islam semaksimal mungkin dengan cara memecah belah atau mendirikan entitas-entitas dalam berbagai bentuk di dalam negeri-negeri tersebut, dan menjadikan mereka titik-titik api ketegangan serta dalih untuk melakukan intervensi guna mencegah kebangkitan umat, persatuannya, dan berdirinya negara berdasarkan akidah umat, Khilafah Rasyidah ‘ala minhājin nubuwah (hizb-ut-tahrir.info, 25/12/2024).

Dapatkan update berita terbaru melalui saluran Whatsapp Mediaumat

Share artikel ini:

Related post

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *