Seolah Terusir dalam Peristiwa Hijrah, Padahal Ini Awal Kemenangan Islam
Mediaumat.id – Cendekiawan Muslim Ustadz Muhammad Ismail Yusanto (UIY) menyampaikan, ketika diperintahkan hijrah ke Madinah, seolah-olah Nabi Muhammad SAW terusir dari Makkah, padahal yang terjadi tidaklah demikian.
“Nabi diperintahkan hijrah itu dalam satu perspektif kecil itu seolah-olah terusir. Sementara, sebagaimana sejarah telah membuktikan, justru dari perintah Allah SWT itulah awal dari kemenangan Islam,” ujarnya dalam Fokus: Hijrah Rasulullah, Tonggak Awal Negara Adidaya Islam, Kamis (20/7/2023) di kanal YouTube UIY Official.
Artinya, pasca hijrah, Nabi SAW menemukan tempat baru yang kondusif. “Ibarat tanaman, (Madinah) ini lahan yang lebih subur, Islam cepat sekali berkembang di sana,” ulasnya.
Bahkan, para pemimpin Quraisy kala itu tak menyangka tindakan mereka yang sebelumnya berencana membunuh Nabi SAW, misalnya, menjadi awal keruntuhan Makkah. Terbukti, pada hari Jumat, 20-21 Ramadhan tahun ke-8 Hijriah, terjadi peristiwa Penaklukan (Fathu) Makkah.
Tak berhenti di sini, dari Fathu Makkah berlanjut hingga Islam berkembang ke Jazirah Arab dan seluruh dunia. “Awalnya dari Madinah, kemudian berkembang ke seluruh Jazirah Arab bahkan seluruh dunia dan disebut Madinah al-Munawarah,” urainya.
Dakwah Terus Berproses
Karenanya, terkait hijrah Rasulullah SAW dari Makkah ke Madinah ini, kata UIY lebih lanjut, umat mestinya memandang setidaknya dalam dua kacamata. Pertama, dakwah itu terus berproses. “Kadang-kadang dia itu naik, kadang dia turun,” ucapnya.
Namun yang perlu diingat, tak selamanya yang disebut turun dimaksud sebagai bentuk kekalahan.
Kedua, orientasi dari hijrah tak lain adalah perjuangan untuk menegakkan Islam. “Orientasi dari hijrah itu tak lain adalah bagaimana Islam itu tegak,” tegasnya.
Sebab itu, dalam perjuangan tersebut, tujuan menegakkan syariat Islam secara kaffah itulah yang harus dijadikan panduan, bukan sekadar dinamika sesaat.
Dengan kata lain, mengutip keterangan dari Imam Ibnu Hajar al-‘Asqalani, seorang ahli hadits dari mazhab Syafi’i yang terkemuka, hijrah Rasulullah SAW diartikan untuk menyelamatkan agama dari fitnah, bukan sekadar menyelamatkan diri.
Lebih dari itu, sebagaimana dicontohkan oleh beliau SAW dan para sahabat, substansi dari hijrah adalah menyelamatkan agama, serta mengupayakan agar Islam bisa tegak dan berkembang.
“Itulah yang dicontohkan oleh Baginda Rasulullah SAW dan para sahabat dari hijrah, dari Makkah ke Madinah,” pungkasnya.[] Zainul Krian