Selamat Jalan Abah Hideung

Pekik khilafah, adalah fajar mengawali siang

Teriak khilafah, adalah kilat mendahului guntur

Gema khilafah, adalah pijar menandai ledakkan

Sebuah matematika bagi rumus kebangkitan

Bukan sekepul asap dari seonggok kemenyan

Planet bumi, adalah buku semesta manusia

Abad-abadnya, adalah tumpukkan peristiwa

Ruang-ruangnya, adalah pergiliran perubahan

Hingga orang berkata: semua abad telah bernama

Kecuali sebuah abadi, yakni abad mendatang

Jika langit selapis harus habis terbakar

Jika bumi sejagat mesti pecah terbelah

Jika umur dunia hanya tinggal sehari

Jika segenap tatanan punah binasa

Namun Syariat Langit akan tegak menjulang

Dan niscaya, abadnya akan bernama

Abad Khilafah, dengan seizin Tuhan

Kepastian Tuhan

Perjanjian Al-Musthafa

Api para Mukmin

Dentang lonceng kehidupan

Pertanda, bahwa di seluruh ufuk

Matahari Syariah akan bersinar

Di abad yang sudah bernama

Abad Khilafah…!!!!

Allahu Akbar…!!!.

Puisi berjudul Abad Khilafah itu adalah karya KH Encep Aziz Akbar, seorang ulama dari Sukabumi. Ia lebih akrab dipanggil Abah Hideung. Puisi tersebut telah memotivasi 120.000 pejuang Islam dari banyak penjuru, puisi itu ia bacakan pada Rapat dan Pawai Akbar di Stadion Gelora Bung Karno, tahun 2015 lalu.

Beberapa waktu lalu, ulama yang terkenal gigih dalam memperjuangkan Islam tersebut telah dipanggil kembali Rahmatullah. Ia wafat pada 31 Juli pukul 23.59 malam karena sakit.

Abah Hideung berperan aktif dalam pembentukan opini dan penyadaran umat yang tiada henti disertai membongkar makar kaum kafir yang saat ini eksistensi penjajahannya nyaris tanpa hambatan karena kontribusi dan sikap hipokrit penguasa di Indonesia.

“Di antaranya pada hari Sabtu (6/11/2010) di Gedung DBL Arena Surabaya, 1.500 ulama menyeru Tolak Obama presiden negara penjajah dalam Majlis Al-buhuts Al-Islamiyyah Nasional. Beliau menyampaikan orasi akan pentingnya bersatunya umat Islam dalah sistem Khilafah yang akan menjadi institusi sepadan menghadapi negara adidaya AS,” ungkap Ahmad Junaidi, sahabat seperjuangan Abah.

Abah Hideung juga berpartisipasi bersama sejumlah ulama dan pimpinan pondok pesantren yang menamakan dirinya Majelis Mudzakarah Ulama Ahlu Sunnah Wal Jama’ah  Se-Jabodetabek, Rabu (27/3/2013) membacakan pernyataan sikap atas RUU Ormas yang saat itu dibahas di DPR.

KH Encep Aziz Akbar (Abah Hideung), mulai berkontribusi dalan dakwah memperjuangkan ide Khilafah dan Syariah dimulai sejak tahun 2009 ketika menjelang diadakannya Muktamar Ulama. Waktu itu ia ikut kegiatan Workshop Ulama Penegak Syariah dan Khilafah di Sukabumi.

“Dari perkenalan ide inilah selanjutnya dalam berbagai kegiatan baik sifatnya pembinaan khusus maupun pembentukan opini umum dalam berbagai event beliau ikut serta dalam dakwah,” jelas Ahmad kepada Media Umat.

Abah gigih dalam memperjuagkan hak-hak umat Islam. “Siapa yang tak kenal tokoh dan ulama besar Jawa Barat, Abah Hideung. Beliau pernah jauh-jauh dari Sukabumi memenuhi undangan ke Bogor untuk sama-sama merumuskan kebangkitan Ummat Islam agar menjadi satu solusi bagi problematika bangsa Indonesia yang kian hari kian terpuruk di berbagai aspek. Abah Hideung pernah mengatakan, Islam Rahmatan Lil Alamin adalah sebuah keniscayaan saat syariah Islam diterapkan sebagai aturan hidup bernegara dan berbangsa,” ungkap Ahmad. (FS)

Sumber: Tabloid Mediaumat Edisi 201

 

Share artikel ini: