Sejarawan UIN Bandung: “Khilafah Ajaran Islam Bukan Ancaman Pancasila”
Mediaumat.news – Sejarawan UIN Bandung Dr Moeflich Hasbullah menegaskan khilafah ajaran Islam bukan ancaman Pancasila.
“Kita jangan berhenti bicara Khilafah, terus …! Itu perlu! Khilafah ajaran Islam bukan ancaman Pancasila,” tegasnya dalam Diskursus Politik Islam: Telaah Kritis Perppu No 2 Tahun 2017, Rabu (30/8/2017) di Aula Student Centre lantai 1 Kampus UIN Bandung.
Dosen Fakultas Adab dan Humaniora UIN Sunan Gunung Djati juga menegaskan. “Saya berani bicara Khilafah dengan siapa pun tentang (Khilafah) kebutuhan umat Islam sedunia, sebagai kebutuhan persatuan umat Islam,” tegasnya.
Apabila Khilafah ini adalah ajaran Islam, mengapa Hizbut Tahrir Indonesia (HTI) yang mendakwahkan Khilafah dibubarkan dengan alasan bertentangan dengan Pancasila. “Apabila dilihat dari aspek sejarah, bahwa pemerintahanlah yang menonjol membenci umat Islam,” ujar doktor Ilmu Sejarah FIB Universitas Indonesia tersebut.
Ketua Jurusan Sejarah Peradaban Islam (SPI) Fakultas Adab dan Humaniora, UIN Sunan Gunung Djati (2000–2004) menyebutkan beberapa contohnya. Dari era Soekarno, seperti dibubarkannya Masyumi serta perlakuan terhadap Buya Hamka, dan seterusnya.
Lanjut era Soeharto, dibubarkannya Parmusi serta memberantas segala pers dakwah yang berbau Islam. “Dan sekarang di eranya Jokowi dikeluarkannya Perppu yang merugikan ormas Islam serta membatasi gerak dakwah Islam,” ungkap master Southeast Asian Studies, The Australian National University (ANU) Canberra.
Sarjana Sejarah dan Kebudayaan Islam (SKI), Fakultas Adab IAIN Sunan Gunung Djati, Bandung juga menyampaikan bahwa umat Islam bisa saja perang dengan pemerintah, apabila pemerintah menghalang-halangi dakwah Islam.
Dalam forum diskusi yang diselenggarakan Forum Pemuda dan Mahasiswa Islam (FPMI) bersama dengan Forum Tokoh dan Ulama (FTU) Kota Bandung tersebut nampak pula Ustadz M Asrofi (FTU Kota Bandung); Mashun Sofyan (FPMI); Rusi El Muhammadi (Islamic Inspirator), serta dihadiri oleh perwakilan Lembaga Studi Politik Islam (LSPI) dan beberapa mahasiswa Pascasarjana UIN Bandung.[]