Sejarah Mencatat, di Bawah Kekuasaan Islam, Palestina Tempat yang Damai

Mediaumat.info – Menurut Pengamat Hubungan Internasional Hasbi Aswar, Ph.D., sejarah mencatat, di bawah kekuasaan Islam, Palestina menjadi tempat yang damai, bukan hanya bagi Muslim tapi juga agama lain termasuk Kristen dan Yahudi.

“Sejarah mencatat di bawah kekuasaan super power Islam, Palestina menjadi tempat yang damai bukan hanya bagi Muslim tapi juga kaum Kristiani maupun kaum Yahudi,” tuturnya dalam kanal YouTube LBH Pelita Umat, Jumat (31/1/2025).

Lebih lanjut ia mengungkapkan, Palestina pernah dikuasai oleh Romawi selama ribuan tahun dengan cara yang sangat zalim dan keji. Kemudian pada masa Khalifah Umar bin Khahthab, Palestina diambil alih dan dikuasai oleh Islam. Setelah itu wajah Palestina berubah, terbebas dari penjajahan.

Palestina setelah merdeka (bebas) pada masa Khalifah Umar, kemudian sempat kembali terjajah oleh pasukan Salib sekitar tahun 1080-an yang membuat kondisi Palestina dan negeri Syam terpuruk lagi. Lalu 100 tahun kemudian pasukan Islam merebut kembali dan mengembalikan kondisi Palestina menjadi lebih baik. Namun pada tahun 1917 pasca-Perang Dunia I, akhirnya Palestina dicaplok lagi oleh Inggris dan hingga hari ini Palestina masih terjajah.

Ia mengungkapkan, dalam sejarahnya Palestina sudah mengalami kondisi jatuh bangun. Pernah berada dan mengalami berbagai rezim politik Internasional. “Ternyata kalau kita lihat sejarah kondisi Palestina itu tergantung pada konstelasi politik internasional,” ucapnya.

Hari ini, lanjutnya, pemegang politik internasional adalah Amerika Serikat (AS) dan sekutunya yang menganut paradigma yang sangat sekuler dan pragmatis. Dapat dilihat AS itu sebagai negara super power yang terkuat sampai hari ini. “Kalau bicara mengenai sikap terhadap internasional, itu kan tergantung kepentingan dia (AS),” ujarnya.

Contohnya, ungkap dia, ketika perang antara Ukraina dan Rusia, AS dengan bahasa hukumnya dan bahasa moralnya membela Ukraina habis-habisan mengirim bantuan dana hingga bantuan militer. Namun, sebaliknya ketika bicara Gaza dibantai oleh Israel malah AS berada di sisi Zionis Israel.

“Kenapa begitu? Ya kepentingan. Jadi tidak ada norma yang fiks bagi AS, tidak ada yang namanya moralitas yang fiks. Yang ada adalah kepentingan,” ucapnya.

Menurutnya, hal itulah yang merusak dunia saat ini. Para elite penguasa negara-negara besar sama sekali tidak bisa diharapkan karena mereka sudah saling terpenjara dengan kepentingan.

“Sistem dunia sekarang buruk. Oleh karena itu untuk menyelesaikan masalah yang terjadi di Palestina, kita butuh kesadaran politik global dan upaya politik untuk menciptakan alternatif kekuatan politik yang bisa menyaingi AS,” pungkasnya.[] Tenira

Dapatkan update berita terbaru melalui saluran Whatsapp Mediaumat

Share artikel ini: