Mediaumat.info – Membongkar hubungan antara Iran, Zionis Yahudi dan Amerika Serikat (AS), Cendekiawan Muslim KH Hafidz Abdurrahman memandang, semenjak Revolusi Islam (1978-1979) sikap Iran yang seolah memusuhi AS hanyalah gimik dan kamuflase.
“Khomeini dan Iran selalu menampakkan sikap di permukaan seolah memusuhi AS. Padahal itu hanya gimik dan kamuflase,” tulisnya, dalam akun Instagram pribadinya @har.030324, Ahad (29/9/2024).
Menurutnya, gimik atau tipu daya ini tampak jelas bahkan sebelum kematian Hasan Nasrallah, pimpinan Hizbullah Lebanon, pada Sabtu (28/9). Di antaranya, sikap Iran setelah terbunuhnya Presiden dan Menlu Iran, yang diikuti pula terbunuhnya Ismail Haniyah oleh serangan Zionis Yahudi.
“Semua ini membuka tabir pengkhianatan yang selama ini ditutupi,” tegas Hafidz, berkenaan respons Iran atas serangan balasan yang tidak signifikan mematikan eksistensi Zionis Yahudi.
Penting diketahui, kebijakan AS terhadap Zionis Yahudi adalah kepentingan penjajahan di Timur Tengah. Sedangkan Zionis Yahudi, tambah Hafidz, juga punya kepentingan yakni mewujudkan Israel Raya yang meliputi seluruh Palestina, sebagian Mesir, Yordania, dan sebagian Saudi.
Maknanya, dukungan AS terhadap entitas penjajah Yahudi ini tak hanya menguntungkan politik dalam negeri, tetapi juga untuk kepentingan kebijakan luar negerinya.
Dilansir islamtimes.com (28/9), peran AS ini juga ditegaskan Presiden Iran Masoud Pezeshkian dalam pesan belasungkawanya.
Kala itu Pezeshkian mengatakan AS tidak dapat melepaskan diri dari keterlibatan dengan Zionis dalam serangan teror terhadap sekjen Hizbullah tersebut.
Padahal seperti terungkap sebelumnya, sikap yang seolah memusuhi justru menunjukkan Iran sebagai alat AS. “Iran pun sama, hanya alat Amerika,” kata Hafidz.
Tak ayal, sejak Revolusi Khomeini, banyak pihak termasuk Hafidz yang percaya kalau Iran sebenarnya ‘dipegang’ dan menjadi bagian dari agensi AS yang tak pernah ingin meninggalkan kawasan Timur Tengah.
Sadar Politik
Lantas terkait Hamas yang sampai kini tetap kokoh dengan perlawanannya melawan kezaliman Zionis Yahudi, menurut Hafidz, dikarenakan memang memiliki kesadaran politik yang tinggi sehingga tidak masuk perangkap musuh.
Maka itu, melihat kokohnya sikap Hamas berikut kesadaran politiknya, ia berharap umat juga menyadari pentingnya keberadaan jamaah berikut pemimpin umat yang ikhlas layaknya kelompok pembebasan Palestina tersebut.
“Semoga peristiwa ini semakin menyadarkan umat tentang pentingnya jamaah dan pemimpin umat yang ikhlas dan mempunyai kesadaran politik yang benar,” pungkasnya. [] Zainul Krian
Dapatkan update berita terbaru melalui channel Whatsapp Mediaumat