SDM Rendah Mudah Terpengaruh Promosi Skincare yang Menyesatkan

Mediaumat.info – Ahli Farmasi Ilman Silanas M. Kes, M. Farm. Klin menilai sumber daya manusia (SDM) yang rendah ini menyebabkan mudah sekali terpengaruh oleh promosi-promosi skincare (perawatan kulit) yang tidak sehat, promosi yang di luar ketentuan dan malah cenderung menyesatkan.

“SDM yang rendah ini menyebabkan mudah sekali terpengaruh oleh promosi-promosi yang tidak sehat, promosi yang di luar ketentuan dan malah cenderung menyesatkan,” ujarnya dalam Kabar Petang Geger Dunia Skincare! di kanal YouTube Khilafah News, Rabu, (25/12/2024).

Rendahnya SDM rendah ini, menurutnya, bisa dilihat dari standar masyarakat dalam menentukan keputusan yang terkadang cenderung lebih emosional dibanding rasional. “Misalnya hanya testimoni belaka, lihat contoh dengar orang dan sebagainya,” sambungnya.

Rendahnya tingkat literasi masyarakat, kata Ilman, membuat sulit untuk memahami suatu teks. Sebenarnya dalam skincare itu ditulis berbagai macam komposisi skincare.

Perlu Diluruskan

Menurut Ilman perlu diluruskan pemahaman terkait dengan skincare ini. Kadang orang berpikiran skincare itu kosmetik. “Skincare itu ada dua: ada kosmetik sendiri dan ada yang terkategori sebagai obat,” sebutnya.

Nah, beber Ilman, untuk kosmetik sendiri sebenarnya dia itu kalau didefinisikan adalah sebagai suatu sediaan yang digunakan untuk bagian luar tubuh seperti kulit kuku rambut. Fungsi sebagai membersihkan, mewangikan, mengubah penampilan atau memperbaiki bau badan atau melindungi, memelihara tubuh pada kondisi baik.

Jadi, ungkapnya, pada kondisi yang tidak ada permasalahan pada kulit, maka yang digunakannya adalah kosmetik. Kosmetik itu sebenarnya tidak mengandung senyawa obat yang bisa memengaruhi fisiologis dari kulit si pemakainya.

Berbeda dengan obat, tegasnya, yang ini akan memberikan efek fisiologis berupa adanya perubahan pada kondisi kulit terutama pada misalnya perilaku sel kulit apakah dia mengelupas menjadi lebih merah tapi dikarenakan adanya kondisi iritasi dan sebagainya.

“Ini yang memang perlu diperhatikan yang kadang konsumen tidak memahami terkait dengan perbedaan mana yang merupakan kosmetik mana yang merupakan obat,” jelasnya.

Kehati-hatian

Sebagai kosumen, jelas Ilman, seorang Muslim memang harus berhati-hati pada saat menggunakan apa pun jangan sampai membahayakan diri sendiri ataupun membahayakan orang lain.

“Tentu dituntut tadi penelaahan lebih lanjut mengembangkan literasi memahami standar yang baik,” sambungnya.

Ia melihat konsumen Indonesia yang jumlahnya lebih dari 200 juta ini menjadi pasar yang empuk untuk berbagai macam skincare dalam ataupun luar negeri. “Ini pasti akan terus berlanjut tawaran-tawaran terkait dengan produk kecantikan karena setiap mungkin setiap 2 bulan 3 bulan selalu ada yang baru,” imbuhnya.

Ilman menekankan pentingnya penegakan hukum, pada saat ada yang melanggar tidak hanya sekadar dicabut izinnya atau ditarik dari pasaran semua produknya tapi jika terindikasi ada tindakan kriminal yang menyengaja atau indikasi ada niatan buruk dari si produsen ataupun mereka-mereka yang menjual produk ini.

“Maka harus ada pidana yang dijatuhkan untuk membuat efek jera itu yang mungkin perlu untuk lebih tegas lagi dilakukan oleh pemerintah,” pungkasnya.[] Muhammad Nur

Dapatkan update berita terbaru melalui channel Whatsapp Mediaumat

 

Share artikel ini: