Mediaumat.news – Advokat dan Sastrawan Politik Ahmad Khozinudin mengungkapkan lima alasan mengapa dirinya menolak legalisasi minuman keras di Indonesia. “Pertama, karena saya Muslim. Dalam Islam, miras atau khamr hukumnya haram,” ujarnya kepada Mediaumat.news, Senin (1/3/2021).
Kedua, karena keuntungan dari miras tak sebanding dengan kerugian yang ditimbulkannya. Belum lama ini, ada kasus anggota polisi menembak mati tiga orang, satu anggota TNI dan dua warga sipil. Dikabarkan, anggota polisi tersebut menembak dalam kondisi mabuk miras.
“Pendapatan dari jualan miras itu dalam tagihan, cuma Rp 3,335 juta ini yang menjadi mula cekcok selain mabuknya. Jadi, keuntungannya tidak sebanding dengan nyawa tiga manusia,” beber Ahmad.
Menurutnya, dalam Islam, nilai materiil satu nyawa diyatnya seribu dinar atau Rp 2,125 miliar (1 dinar = 4,25 gram emas. Satu gram emas diasumsikan Rp 500 ribu). Jadi kalau tiga nyawa Rp 6,375 miliar. “Angka kerugian ini jauh lebih besar ketimbang keuntungan dari penjualan miras yang hanya Rp 3,335 juta,” tegasnya.
Ketiga, secara medis dan ilmu kesehatan, miras dampaknya buruk bagi kesehatan. Karena dapat menimbulkan efek samping ganggguan mental organik (GMO), yaitu gangguan dalam fungsi berpikir, merasakan, dan berprilaku.
“Mereka yang terkena GMO biasanya mengalami perubahan perilaku, seperti misalnya ingin berkelahi atau melakukan tindakan kekerasan lainnya, tidak mampu menilai realitas, terganggu fungsi sosialnya, dan terganggu pekerjaannya,” bebernya.
Menurutnya, perubahan fisiologis juga terjadi, seperti cara berjalan yang tidak mantap, muka merah, atau mata juling. Perubahan psikologis yang dialami oleh konsumen misalnya mudah tersinggung, bicara mengawur, atau kehilangan konsentrasi.
“Telah banyak orang meninggal karena penyakit yang diawali karena kebiasaan menenggak miras,” tegas Ahmad.
Keempat, bangsa akan menjadi lemah, mudah diserang dan dikuasai musuh. Saat negara diserang musuh, bukannya melawan tapi rakyat malah mabok. “Musuh juga tak perlu menyerang menggunakan senjata canggih. Cukup sebotol miras, rakyat teler dan kemudian kekayaan bangsa ini dikuasai dan dijarah asing,” jelas Ahmad.
Kelima, miras dapat menghilangkan generasi. Generasi pemabuk bukanlah harapan bangsa, masa depan suatu bangsa akan suram (madesu) jika generasi mudanya pemabuk.[] Joko Prasetyo