Samakah Natal dan Maulidan?

Oleh: Abu Deedat Syihab, MH, Wakil Ketua KDK-MUI Pusat

Pendeta dan misionaris kristen dalam melakukan misi pemurtadan lewat acara natalan, sering melakukan pendekatan Islam maupun lewat penyamaan; sebagaimana pendeta Rudy Muhamad Nurdin, menulis buku “Selamat Natal dalam Al-Qur’an”. Begitu juga penginjil Daniel Theopilus membuat brosur Natal dengan nama “Allahu Akbar Maulidun Nabi Isa alaihissalam“.

Kenapa kelompok Kristen harus menyampaikan misinya dengan cara berbohong? Harlah (hari lahir) digunakan untuk menunjuk pada saat kelahiran seseorang atau sebuah institusi. Dengan demikian, ia memiliki “arti biasa” yang tidak ada kaitannya dengan agama.

Kata Maulid selalu diartikan saat kelahiran Nabi Muhammad SAW. Sedangkan kata Natal bagi kebanyakan orang, termasuk sebahagian kaum Muslimin dan terlebih -lebih umat Kristen, memiliki arti khusus yaitu hari kelahiran Isa Al –Masih yang mereka sebut Yesus sebagai Tuhan dan Juruselamat, untuk menebus dosa. Karenanya dua kata (Natal dan Maulid) yang mempunyai makna khusus tersebut, tidak dapat dipersamakan satu sama lain, apa pun juga alasannya.

Maulid Nabi Muhammad SAW kadang menyebut maulid Nabi atau Maulud saja (bahasa Arab: mawlid an-nabî), adalah peringatan hari lahir Nabi Muhammad SAW, yang di Indonesia perayaannya jatuh pada setiap tanggal 12 Rabiul Awal dalam penanggalan Hijriyah. Perayaan Maulid Nabi merupakan tradisi yang berkembang di masyarakat Islam jauh setelah Nabi Muhammad wafat. Secara substansi, peringatan ini adalah ekspresi kegembiraan dan penghormatan kepada Nabi Muhammad SAW.

Sementara pengistilahan ‘Natal’ adalah saat Isa Al Masih dilahirkan ke dunia oleh “perawan suci” Maryam. Natal memiliki arti tersendiri, yaitu saat kelahiran anak manusia bernama Yesus Kristus untuk menebus dosa manusia. Karena kaum Nasrani mempercayai adanya dosa asal. Anak manusia yang bernama Yesus Kristus itu sebenarnya adalah anak Tuhan, bahkan sekarang sudah menjadi Tuhan yang menjelma dalam bentuk manusia, guna “penebusan dosa”.

Natal

Bagi umat Kristen, Natal 25 Desember adalah hari besar yang dirayakan dengan sepenuh suka cita dan kemeriahan. Yang diyakini sebagai peristiwa kelahiran Yesus Kristus ke dunia (Dies Natalis of Jesus Christ). Peringatan ini menjadi penting, karena mereka meyakini Yesus sebagai tuhan dan juru selamat. Lihat Lukas 2:11 “ Hari ini telah lahir bagimu Juruselamat, yaitu Kristus, Tuhan, di kota Daud.”

Dengan kata lain, perayaan Natal bagi umat kristiani adalah memperingati hari ulang tahun kelahiran tuhan dan juru selamat. Mereka tidak pernah memperingati kelahiran Yesus sebagai nabi bangsa Israel. Sedangkan maulid Nabi Muhammad SAW hanya diperingati sebagai manusia yang diutus Tuhan, bukan sebagai tuhan dan juruselamat.

25 Desember?

Natal Yesus, berasal dari hari kelahiran Dewa Kafir zaman Purba, yaitu hari kelahiran Dewa Matahari, pada tanggal 25 Desember pada hari Minggu dalam bahasa Inggris SUN DAY = sun (matahari) day (hari). Dalam bahasa Belanda Zondag = Zon (matahari), dag (hari). Dalam bahasa Jerman Sonntag = Sonne (matahari) dan Tag (hari). Jadi natal adalah day of god of sun. Jadi jelaslah 25 Desember bukan kelahiran Nabi Isa as.

Semua teolog Kristen sepakat bahwa Yesus tidak lahir pada tanggal 25 Desember. Meski demikian, para teologi berselisih pendapat mengenai tanggal lahir Yesus. Sekte Kristen Saksi Yahuwa dalam Buku “Apa yang Allah Tuntut dari Kita? “ Natal dan Paskah” : Yesus tidak lahir pada tanggal 25 Desember, Ia lahir kira-kira tanggal 1 Oktober…Yesus tidak pernah memerintahkan orang Kristen untuk merayakan hari kelahirannya ( Natal). Natal dan kebiasaan-kebiasannya dari agama-agama palsu zaman purba. (hal 22).

Jadi sangat jelas, maulidan tidak sama dengan natal. Selain itu, tanggal 25 Desember bukan pula kelahiran Nabi Isa As, tetapi kelahiran Dewa Matahari —dewa di zaman purba. Maka, mereka menggunakan istilah maulidan untuk mengelabui umat Islam. Ini harus diwaspadai.[]

Sumber: Tabloid MediaUmat Edisi 164

Share artikel ini: