Mediaumat.id – Menanggapi utang Indonesia yang kian bertambah, Peneliti pada Asosiasi Ekonomi dan Politik Indonesia (AEPI) Salamuddin Daeng, mempertanyakan dari mana lagi pemerintah Jokowi mendapatkan uang untuk membayarnya.
“Dari mana lagi presiden bisa dapat uang untuk bayar utang?” tuturnya kepada Mediaumat.id, Selasa (8/2/2022).
Sebagaimana ia kutip data dari laporan Bank Indonesia tahun 2022, bahwa utang dalam negeri pemerintahan Jokowi mencapai Rp3.860 triliun dan utang luar negeri mencapai Rp2.920 triliun.
“Jadi total utang pemerintah Jokowi ini sekarang Rp6.700-7.000 triliun tergantung kurs rupiah terhadap dolar. Ini utang pemerintah saja, baik yang bersumber dari dalam maupun dari luar negeri,” ungkapnya.
Menurutnya, bagian yang masih rawan adalah utang luar negeri yang dapat mengejar dengan cepat jika kurs bergerak ke Rp20.000/USD.
“Jika ini terjadi maka nilai utang luar negeri pemerintah akan melompat menjadi Rp4.000 triliun. Jika ditambah utang dalam negeri pemerintah maka nilainya akan mencapai Rp8.000 triliun. Ini bisa terjadi dalam sekejap,” jelasnya.
Di sisi lain, International Monetary Fund (IMF) sudah memerintahkan agar Bank Indonesia (BI) menghentikan pembiayaan APBN.
Karena itu, Daeng menilai, ini bagian tersulit yang dihadapi Jokowi dalam dua tahun ke depan jika masih bertahan terhadap kekuasaannya.
Ia juga menyebut utang Badan Usaha Milik Negara (BUMN) telah meningkat dengan cepat dalam setengah dekade terakhir melewati jumlah utang pemerintah, nilainya mencapai Rp7.000 triliun.
“Utang BUMN banyak berasal dari dana publik seperti Jamsostek, dana haji, dana asuransi BUMN, dan dana bank. Pie iki?” pungkasnya.[] Ade Sunandar