Mahmut menyatakan, “ Saya ingin menyampaikan penghargaan saya berada di Malaysia, wilayah yang merupakan keutamaan untuk Khalifah Abdul Hamid II, dan adalah merupakan satu penghormatan untuk bersama-sama dengan Anda.”

Ia pun mengatakan, “Saya ingin memberikan contoh dengan keadaan di negara saya Turki.”

Menurutnya, sejak pembubaran Khilafah Utsmani , tujuan utama negara Turki adalah melaksanakan pemerintahan demokrasi sekuler. Mereka mencoba berbagai cara untuk mencapai tujuan tersebut.

Lalu, lanjut Mahmut, mereka mengharamkan Al-Qur’an dan azan serta menutup madrasah dan sekolah agama. Tak cukup dengan itu, mereka pun memberikan sanksi berat bagi yang melanggar. Namun mereka gagal. Maka strategi pun diperhalus dengan membolehkan munculnya partai Islam dalam sistem demokrasi sambil mengatakan bahwa jalur parlemen dalam demokrasi dapat mengembalikan kejayaan Islam. Mereka ingin menipu umat Islam dengan cara ini.

Sayangnya, umat yang sangat cinta pada Islam memberikan dukungan pada partai tersebut dengan harapan dapat mengembalikan kejayaan agamanya. “Inilah penyebab utama mengapa umat Islam memberikan sokongan kepada partai pimpinan Erdogan yaitu partai AKP (Partai Keadilan dan Pembangunan).

Mahmut mengingatkan, 20 tahun lalu Erdogan memberitahu kepada umat Islam bahwa “Tidak sekali-kali akan memerintah dengan demokrasi, demokrasi bukanlah tujuan kami tetapi hanyalah alat semata-mata.”

“Hari ini, Erdogan yang sama adalah penyokong demokrasi. Dia juga adalah seorang yang sangat menyanjungi ide sekularisme,” sesal Mahmut.

Mahmut pun menyeru sekitar 1300-an peserta yang hadir, “Wahai saudara-saudariku di Malaysia! Kita sebagai umat Islam tidak seharusnya ditipu dengan ide sekularisme dan demokrasi yang dilaksanakan oleh penjajah kuffur Amerika dan Barat. Kita tidak seharusnya bersetuju dengan dengan kekufuran.”

Ia juga menyerukan agar bergandeng tangan untuk mengembalikan Khilafah Rasyidah yang memberikan cahaya dan petunjuk kepada dunia ini.[]

Reporter: Joko Prasetyo
Foto: Arif Mohzan