Salah Dukung Calon Pemimpin, Berakibat Buruk Hingga Akhirat

 Salah Dukung Calon Pemimpin, Berakibat Buruk Hingga Akhirat

Mediaumat.info – Direktur Pamong Institute Wahyudi al-Maroky menuturkan, kesalahan di dalam dukung-mendukung calon pemimpin, tak hanya berakibat buruk di dunia tetapi juga di akhirat bakal sengsara.

“Karena salah saja mendukung, itu berakibat bukan hanya di dunia tapi di akhirat,” ujarnya dalam Bincang Hangat: Gawat, Memilih Pemimpin Zalim Bisa Tersentuh Api Neraka? di kanal YouTube Masjid Al-Hidayah Tanah Merah, Selasa (12/12/2023).

Sebelumnya, seperti yang biasa terjadi ketika menjelang perhelatan pemilu, para calon pemimpin kerap menebar pesona untuk sekadar memperoleh popularitas, elektabilitas supaya keterpilihannya juga makin kuat.

Padahal, kata Wahyudi lebih lanjut, seandainya para calon dimaksud tumbuh alami, yang berarti hidup membersamai masyarakat, mereka tak perlu melakukan apa yang disebut sebagai pencitraan itu.

“Enggak perlu pencitraan itu, karena orang sudah tahu memang sudah bagus, tumbuh bersama masyarakat, kerja dengan masyarakat, menyelesaikan masalah masyarakat,” terangnya.

Untuk itu kembali Wahyudi menyebut penting mencari pemimpin yang hanya tunduk dan patuh kepada Allah SWT. Dengan kata lain, di samping pro kepada Islam, seorang pemimpin dalam kepemimpinannya benar-benar berkeinginan menerapkan konsep Islam.

Pasalnya, saat ini banyak negara yang mengklaim sebagai negara Islam tetapi praktiknya tidak menerapkan Islam secara kaffah/menyeluruh.

“Kaffah itu praktiknya tidak sekadar mencomot sebagian hukum Islam atau aturan Islam, terus mengatakan ini loh sudah Islam,” urainya menjelaskan.

Peringatan Allah SWT

Lantas, tentang salah mendukung calon pemimpin bakal sengsara di akhirat seperti yang ia paparkan sebelumnya, Allah SWT telah memperingatkan dalam QS Hud: 113, yang artinya:

‘Dan janganlah kamu cenderung kepada orang-orang yang zalim yang menyebabkan kamu disentuh api neraka, dan sekali-kali kamu tiada mempunyai seorang penolong pun selain daripada Allah, kemudian kamu tidak akan diberi pertolongan.’

Sementara, predikat sebagai orang zalim disematkan bagi siapa pun termasuk pemimpin yang tidak berhukum Islam, Allah SWT juga berfirman di QS Al-Maidah ayat 45.

“Zalim di situ kan jelas tuh posisi, (yaitu) orang yang tidak mau menerapkan hukum Allah itu zalim,” jelasnya, mengenai ayat tersebut.

Karenanya, kalau ingin memilih pemimpin yang bertakwa, harus betul-betul dijelaskan secara terus-menerus kepada umat seputar standar takwa berikut syariat Islam, misalnya.

Atau paling tidak, ada pihak yang mengingatkan dalam hal ini berdakwah tentang gambaran Islam kaffah di tengah masyarakat.

Sebabnya, di dalam aktivitas dakwah dimaksud juga memberikan gambaran mengenai sosok pemimpin Islam ideal kepada umat, seperti Khulafaur Rasyidin di era setelah kenabian.

Untuk ditambahkan, sekadar condong saja, tak sampai mendukung betulan, sebagaimana tafsir Ibnu Katsir, bisa menyebabkan seseorang tersentuh api neraka. “Condong itu bisa tersentuh api neraka padahal belum sampai mendukung,” ulasnya.

Sunnah Nabi

Di sisi lain, langkah yang dicontohkan para sahabat dalam hal kepemimpinan umat, merupakan sunnah yang pernah dituturkan Nabi SAW.

“Nabi itu berpesan kepada kaum Muslimin, alaikum bi sunnati wa sunnati khulafa`ur rasyidin (ikutilah kalian akan sunnahku dan sunnah khulafa`ur rasyidin),” ulas Wahyudi, mengutip sebuah hadits.

Maknanya, kalau ingin mengikuti sunnah seputar memilih seorang pemimpin, umat semestinya mencontoh salah satu di antara 4 khalifah tersebut.

Terakhir, kalau memang belum ada calon pemimpin yang bersedia menggunakan Islam sebagai dasar kepemimpinannya, kuncinya umat wajib menyiapkan. “Kalau belum siap, mari kita sama-sama siapkan, mendakwahkan, kita sama-sama diskusikan,” pungkasnya.[] Zainul Krian

Share artikel ini:

Related post

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *