Rusia Tidak Memiliki Belas Kasihan Ketika Menganiaya Kaum Muslim

Presiden Putin memiliki catatan yang mengerikan yang berkaitan dengan tindakan teror terhadap kaum Muslim: baik pria, wanita maupun anak-anak, karena merasa putus asa mencoba untuk kembali ke masa lalu yang dianggapnya gemilang. Saat mengejar tujuannya itu, dia meniru tindakan genosida yang dilakukan oleh Stalin dan para Tsar pembunuh sebelumnya. Dan hari ini, Rusia dengan tidak pandang bulu membunuh siapapun Muslim Suriah yang kebetulan berada saat bom-bomnya diluncurkan, dan di saat yang sama mendukung kebiadaban rezim Bashar.

Tsar-tsar itu tidak menganggap apa pun terhadap pembantaian puluhan ribu kaum muslim itu karena memiliki rasa superioritas; Uni Soviet, terutama saat di bawah Stalin, melenyapkan ratusan ribu orang dan mendeportasi jutaan orang, dimana 40% nya mati. Sekarang Putin, demi impian nasionalistiknya yang dangkal, melanjutkan pembantaian di Krimea, Suriah, dan di seluruh Rusia.

Alasan untuk semua penindasan ini, dari dulu dan sekarang, adalah ketakutan rezim Rusia bahwa suatu saat umat Islam akan bisa mengatur diri mereka sendiri dan kemudian menantang pemerintahan tirani, dengan cara kembali ke cara hidup Islami di bawah naungan Khilafah di jalan Kenabian. Meskipun ada sejumlah besar kaum Muslim yang disiksa dan dibunuh oleh Rusia, mereka tahu bahwa negara itu tidak dapat mencapai tujuannya yang menghancurkan hanya dengan melakukan pembunuhan saja. Rusia, seperti negara-negara Barat dan rezim despotik di dunia Muslim, sedang mencoba untuk memecah belah Muslim, menipu lalu memecah belah Islam menjadi kelompok moderat dan kelompok ekstrim, sehingga penganiayaannya itu akan tampak dibenarkan, dengan hanya menuduh mereka sebagai kelompok ekstrimis atau teroris.

Dengan munafiknya, Rusia adalah negara yang sejatinya meneror rakyat Ghouta Timur, dan secara terbuka mendukung rezim teroris Suriah. Namun negara itu berdusta dengan menuduh kaum Muslim yang menentang agresinya sebagai teroris.

Penganiayaan terhadap kaum Muslim di Rusia meningkat hari demi hari, dengan lebih banyak masjid yang dihancurkan, lebih banyak sekolah yang melarang kaum wanita untuk memakai hijab, dan lebih banyak kaum Muslim yang ditahan dan dihukum penjara yang lama hanya karena mereka beriman kepada Allah dan mengatakan kebenaran. Tetapi apa lagi yang bisa diharapkan di sebuah negeri di mana para hakimnya dapat melarang Al-Qur’an karena dianggap terlalu ekstrim.

Target mereka adalah Islam, dengan fokus khusus pada para pengemban dakwah Muslim yang menyerukan penerapan hukum Shariah, terutama para anggota Hizbut Tahrir. Meskipun seluruh dunia dapat melihat bahwa Hizbut Tahrir adalah partai politik tanpa kekerasan, yang hanya membawa ide-ide kebenaran untuk menghadapi kemunkaran. Ide-ide inilah yang sangat ditakuti oleh Rusia, jangan sampai mereka menemukan pengikutnya dari kalangan rakyat mereka sendiri dan kaum Muslim lainnya.

Ratusan anggota Hizbut Tahrir saat ini berada di penjara Rusia, sementara keluarga mereka juga dianiaya. Salah seorang istri itu, Jannat Bespalova, seorang warga Rusia yang masuk Islam, ditangkap karena bergabung dengan Hizbut Tahrir dan dijebloskan ke penjara di mana para penjahat ditahan.

Tanggapan terbaik atas tindakan Rusia terhadap kaum wanita Muslim adalah bergabunglah dengan Hizbut Tahrir untuk menegakkan Khilafah yang berjalan di atas metode Kenabian untuk mendapatkan perisai yang disebutkan oleh Nabi ﷺ:

“Sesungguhnya Imam itu adalah perisai yang dimana rakyat akan berperang dan berlindung di belakangnya.”

Kami menyerukan kepada semua Muslim dan orang-orang yang peduli atas kebenaran, untuk mengungkap kekejaman dan kedustaan rezim teroris Rusia, khususnya tindakan pembunuhan yang dilakukan di Suriah, dan upaya untuk mendefinisikan kembali Islam menjadi versi moderat dan ekstrim. Dengan menolak gagasan yang keliru ini, umat Islam akan mampu bersatu dan fokus pada usaha untuk menerapkan Syariah, mengakhiri tirani kekuasaan kaum tiran dan membawa kembali kebenaran dan keadilan kepada dunia.

Allah (Swt) berfirman:

“Dan Allah telah berjanji kepada orang-orang yang beriman di antara kamu dan mengerjakan amal-amal yang saleh bahwa Dia sungguh-sungguh akan menjadikan mereka berkuasa dimuka bumi, sebagaimana Dia telah menjadikan orang-orang sebelum mereka berkuasa, dan sungguh Dia akan meneguhkan bagi mereka agama yang telah diridhai-Nya untuk mereka, dan Dia benar-benar akan menukar (keadaan) mereka, sesudah mereka dalam ketakutan menjadi aman sentausa. Mereka tetap menyembahku-Ku dengan tiada mempersekutukan sesuatu apapun dengan Aku. Dan barangsiapa yang (tetap) kafir sesudah (janji) itu, maka mereka itulah orang-orang yang fasik.” (Terjemahan QS An-Nur: 55)

Yahya Nisbet
Perwakilan Media Hizbut Tahrir Inggris

Share artikel ini: