Mediaumat.id – Kondisi Rusia yang diprediksi akan runtuh, menurut Analis Geopolitical Institute Hasbi Azwar, Ph.D. karena terjebak dalam strategi politik Amerika Serikat.
“Saya kira mungkin, bisa dikatakan Rusia terjebak dalam strategi politik Amerika Serikat,” tuturnya dalam Kabar Petang: Hitung Mundur Rusia Segera Ambruk? di kanal YouTube Khilafah News, Sabtu (13/5/2023).
Ia menilai, adanya perang ini sengaja dipelihara, biar Rusia semakin terkuras, semakin sibuk dengan wilayah regionalnya. “Sehingga mereka tetap bisa mengokohkan dominasinya terhadap global,” ujarnya.
Hasbi memandang, AS sengaja memancing Rusia untuk agresif. “Sebenarnya itu bagian dari cara Amerika untuk menguras tenaga dan energi Rusia. Sehingga upaya Rusia untuk menjadi pemain global, menyaingi Amerika Serikat menjadi hilang,” jelasnya.
Sebenarnya Rusia itu terprovokasi oleh Barat, khususnya AS, lanjutnya, untuk terjun berperang di Ukraina. “Nah, kenapa Amerika memprovokasi Rusia?” tanyanya.
Pasalnya, jelas Hasbi, AS melihat Rusia itu sudah sedemikian dekat dengan Eropa dan mulai mengontrol atau memegang perlahan-lahan. “Menguasai Eropa dengan minyak gas dan mineral, seperti batu bara. Jadi kita bisa melihat ketergantungan Eropa terhadap Rusia,” paparnya.
Ketergantungan ekonomi itu, lanjutnya, bisa menjadi alat politik untuk menguasai sebuah negara. “Amerika sangat sadar hal ini. Sehingga Amerika memaksa Eropa berpisah dengan Rusia, karena mereka khawatir ketika Rusia mengontrol Eropa dan menguasainya, maka pengaruh Amerika di wilayah Eropa menjadi menurun,” simpulnya.
Ia juga mengamati bahwa Amerika telah melihat upaya Rusia untuk menjadi pemain global. “Ini mirip dengan Cina. Ada upaya Rusia-Cina menjadi pesaing utama, menjadi sebuah new emerging superpower. Sebuah negara yang sedang naik terus-menerus, dan Amerika melihat ini sebagai ancaman sehingga harus diamputasi,” jelasnya.
Diamputasi supaya kekuatan ini melemah dan tidak mengancam AS sama sekali. “Bagaimana cara mengamputasinya? Yaitu dengan menguras energi negara-negara ini melalui isu-isu yang berkaitan dengan kedaulatan negara atau ancaman-ancaman regional,” bebernya.
Ia pun menganggap hal ini bisa dikatakan bunuh diri politik bagi Rusia. “Butuh waktu bagi Rusia untuk menjadi pemain global, mungkin butuh berpuluh tahun yang akan datang, karena kita juga belum tahu kapan perang ini berakhir,” ungkapnya.
Hasbi beralasan bahwa hal itu karena Rusia terus-menerus melakukan serangan. “Di sisi lain, Amerika Serikat bersama sekutunya di Eropa juga terus menyuplai Ukraina dengan senjata,” pungkasnya.[] Nita Savitri