Rusia Peringatkan Amerika dan NATO tentang Bentrokan Nuklir Langsung

Pada tanggal 2 Maret 2023, Wakil Menteri Luar Negeri Rusia Sergei Ryabkov menyampaikan pidato di Konferensi Perserikatan Bangsa-Bangsa terkait pelucutan senjata di Jenewa, Swiss, di mana dia memperingatkan Amerika dan NATO tentang bentrokan langsung antara kekuatan nuklir dan konsekuensi yang mengerikan jika partisipasi mereka dalam perang yang berkobar di Ukraina meningkat. Dia berkata, “Ketika Moskow berbicara tentang risiko seperti itu, pernyataannya ditafsirkan sebagai tujuan propaganda.”

Dia berkata, “Langkah destruktif Amerika Serikat dan NATO telah menyebabkan masalah dalam struktur kontrol senjata internasional, yang didasarkan pada empat perjanjian utama, termasuk Perjanjian Rudal Anti-Balistik, yang Amerika menarik diri pada tahun 2002, dan Perjanjian Angkatan Nuklir Jangka Menengah, yang Washington menarik diri pada 2019, serta Perjanjian Langit Terbuka, yang Amerika menarik diri pada 2020.”

Dia menyatakan bahwa Rusia “telah menangguhkan partisipasinya dalam Perjanjian The New START untuk membatasi senjata nuklir, dengan latar belakang mengabaikan permintaan yang dibuat oleh Moskow untuk mengawasi fasilitas nuklir di Amerika.”

Padahal semua tahu bahwa Perjanjian The New START yang ditandatangani antara Amerika dan Rusia pada 4/8/2010 menetapkan pengurangan batas maksimum hulu ledak ofensif strategis untuk kedua negara sebesar 30% dan batas maksimum untuk mekanisme peluncuran strategis sebesar 50% dibandingkan perjanjian sebelumnya. Ini adalah perjanjian pengendalian senjata terakhir yang tersisa antara dua kekuatan nuklir utama dunia.

Pejabat Rusia mengkritik program luar angkasa AS, dan menyatakan bahwa Rusia bersikeras untuk menyusun instrumen multilateral yang mengikat secara hukum untuk mencegah perlombaan senjata di luar angkasa.

Tampaknya situasi internasional bergerak menuju ketegangan dengan kecepatan yang semakin cepat. Amerika telah memutuskan untuk membatasi kekuatan Rusia bersamaan dengan upayanya untuk membatasi kekuatan Cina guna mengamankan hegemoninya atas dunia, dan mencegah munculnya kekuatan yang tidak tunduk pada sistem internasional yang didirikannya setelah jatuhnya Uni Soviet dengan menahan Cina, serta membuat Rusia berjalan bersamanya dan mencegah Eropa dari pembebasan dari hegemoninya, juga mencegah munculnya kekuatan Islam yang akan mengusir Barat dari negara-negara Islam.

Amerika telah merencanakan sejak tanggal itu bahwa abad kedua puluh satu menjadi abad Amerika. Dalam hal ini, Amerika telah mengembangkan empat skenario munculnya kekuatan yang dapat bersaing dan menantangnya, yaitu Cina, Rusia, Uni Eropa, dan negara-negara Islam, dengan berdirinya sebuah negara yang menyatukannya, dimana Amerika menyebutnya dengan Imperium Islam, yang dimaksud adalah Khilafah.

Itulah sebabnya Amerika menyatakan perang terhadap Islam atas nama (memerangi terorisme), serta meluncurkan perang pencegahan di Afghanistan dan Irak, seandainya bukan karena perlawanan kaum Muslim terhadapnya di kedua negara, sehingga menimbulkan kerugian besar padanya, tentu Amerika akan melakukan pendudukan negara-negara Islam lainnya dengan nama mendirikan Timur Tengah Raya, The Greater Middle East yang diimpikannya (hizb-ut-tahrir.info, 4/3/2023).

Share artikel ini: