Mediaumat.news – Pengamat Politik Internasional Farid Wajdi menyebut pembantaian 200 personil perlawanan Suriah oleh Rusia melalui pengeboman udara pada Senin itu adalah tindakan terorisme. “Serangan Rusia ini menunjukkan bahwa Rusia sedang melakukan tindakan terorisme,” ujarnya kepada Mediaumat.news, Selasa (20/4/2021).
Menurut Farid, tindakan itu merupakan terorisme negara terhadap negeri Islam Suriah dengan mengatasnamakan perang melawan militan. Padahal para militan tersebut adalah kelompok perlawanan terhadap kekejaman rezim Bashar Assad.
Farid menilai, perang brutal yang mengatasnamakan melawan militan ini tanpa ada kejelasan siapa yang dimaksud kelompok militan tersebut.
Farid mempertanyakan apa legitimasinya untuk membenarkan pembunuhan terhadap kelompok perlawanan tersebut. Di samping itu serangan-serangan yang selama ini terjadi kerap menyasar para penduduk sipil. Jadi, menurutnya, perang ini adalah perang yang sangat kejam, seolah-olah siapa pun yang dicap militan itu berhak dibantai dan dibunuh.
Ia tidak bisa membayangkan sikap Eropa apabila hal yang sama seperti serangan yang dilakukan Rusia di Suriah dilakukan juga oleh Rusia kepada Eropa.
“Jadi kalau kita lihat sekali lagi, bahwa perang melawan terorisme ini adalah perang yang dicari-cari untuk kepentingan negara Barat yang mendukung Bashar Assad,” ungkapnya.
Serangan ini, kata Farid, juga menunjukkan kegagalan hukum internasional ala Barat. Sebab hukum internasional tidak bisa mencegah kejahatan yang dilakukan negara-negara seperti Amerika dan Rusia yang sebenarnya tidak mempunyai legitimasi untuk menyerang negeri Islam Suriah ini.
Farid juga menyatakan, serangan ini menunjukkan sikap penguasa-penguasa negeri Islam yang telah memberikan jalan kepada negara-negara imperialis untuk memerangi rakyatnya sendiri.
“Dan ini sekali lagi menunjukkan umat Islam membutuhkan kekuatan politik internasional yang seimbang dengan membangun negara khilafah, yang akan menyikapi dengan tegas serangan-serangan seperti ini,” bebernya.
Seperti diberitakan Sputniknews yang dikutip Sindonews.com, Selasa, Wakil Kepala Pusat Rusia untuk Rekonsiliasi Suriah, Laksamana Muda Alexander Karpov, mengonfirmasi serangan militer hari Senin. Menurutnya, pesawat-pesawat Angkatan Udara Rusia telah mencapai target-target mereka di timur laut Palmyra.
“Akibatnya…dua tempat penampungan, hingga 200 militan, 24 truk bak terbuka dengan senapan mesin berat, serta sekitar 500 kilogram amunisi dan komponen untuk membuat alat peledak rakitan hancur,” ujarnya.[]Agung Sumartono