Mediaumat.id – Peneliti dari Forum Analisis dan Kajian Kebijakan untuk Transparansi Anggaran (FAKKTA) Muhammad Ishak menyebut pemerintah tidak bijaksana terkait rencana renovasi 19 stadion venue Piala Dunia U-17 yang menghabiskan anggaran negara (APBN) sebesar Rp1,9 triliun.
“Dalam situasi keuangan negara dengan utang yang sangat tinggi, kebijakan tersebut sangat tidak bijaksana,” ujarnya kepada Mediaumat.id, Sabtu (15/7/2023).
Ishak mengatakan, nilai utang pemerintah per Juni 2023 mencapai Rp7.787 triliun. Oleh karena itu pemerintah seharusnya memfokuskan upaya untuk mengurangi belanja-belanja yang bukan prioritas dan memberikan manfaat yang rendah untuk kesejahteraan publik.
Ishak mengingatkan, dana APBN sebagian besar diperoleh dari pajak yang dibayar oleh masyarakat.
Ia melihat, meskipun anggaran renovasi stadion sebesar Rp1,9 triliun terlihat kecil, tapi dana tersebut dapat digunakan untuk membangun 500 sekolah di Jakarta dengan biaya rata-rata sebesar 3,8 miliar. Jumlah itu akan lebih besar jika diterapkan di daerah.
Ishak mengatakan, jika biaya perbaikan jalan mencapai 5 miliar per kilometer, maka anggaran tersebut dapat digunakan untuk memperbaiki hampir 400 kilometer jalan di daerah.
Namun Ishak menyayangkan, pada rezim saat ini, pemerintah sering kali mengabaikan faktor prioritas dalam alokasi belanja, seperti yang terjadi pada pembangunan Ibu Kota Nusantara (IKN) dan pembangunan infrastruktur yang mangkrak, serta alokasi APBN untuk membayar bunga utang yang jumlahnya mencapai Rp441 triliun pada tahun ini. Angka itu mengalahkan belanja modal yang hanya sebesar Rp199 triliun.
“Seperti diketahui, belanja modal digunakan untuk membangun jalan, jembatan, pelabuhan, bandara, jaringan listrik, jaringan telekomunikasi, dan irigasi, serta sarana pendidikan dan kesehatan,” pungkas Ishak.[] Agung Sumartono