Mediaumat.news – Menyikapi langkah pemerintah yang telah menghabiskan dana 1035 triliun dalam menanggulangi pandemi, Menteri Koordinator Bidang Ekonomi, Keuangan dan Industri Indonesia (Menko Ekuin) ke-8 Dr. Rizal Ramli menyarankan agar pemerintah segera mengambil solusi lockdown.
“Solusi efektif untuk mempercepat pemutusan rantai Covid-19 ialah lockdown. Kalau ada varian baru muncul lagi, Yah lockdown lagi, Gitu aja kok repot. Tapi jangan pelit sama rakyat, kasih makan yang ndak mampu!” cuit Rizal Ramli di akun twitternya @RizalRamli Senin (26/7/2021).
Menurutnya, biaya untuk membantu rakyat selama lockdown sebulan hanya menghabiskan 105 triliun. “Nolong rakyat susah kok kerugian? Untuk lockdown sebulan, kasih makan 70 juta keluarga @ Rp1,5 juta cuman Rp105T. Kalau lockdown 3 bulan, hanya 315T + obat 100T. Total hanya 415T. Dasar pelit sama rakyat! Kalau oligarki, langsung kasih berbagai keringanan dan kemudahan. Payah!” ujarnya.
Rizal menilai, dengan lockdown, ekonomi bisa cepat pulih. “Seluruh dunia pakai lockdown on-off dan vaksinasi. Lebih cepat mengendalikan covid. Ekonomi bisa pulih lebih cepat! Cara-cara lain yang bertele-tele, hanya gonta-ganti istilah, hanya akan membuat biaya sosial, finansial dan ekonomis berkali-kali lebih mahal! 2020: habis 1035T, hasil nol,” ungkapnya.
Opsi lockdown ini, juga didukung Mantan Wakil Presiden Jusuf Kalla (JK) di saat pemerintah secara resmi memperpanjang PPKM Level 4 hingga 2 Agustus mendatang dengan sejumlah aturan dan sedikit pelonggaran. JK setuju dengan adanya pengetatan lebih jauh atau lockdown dengan syarat pemberian bantuan langsung tunai harus berjalan optimal.
“Sejak awal kita sependapat bahwa ada pengetatan, lockdown. Tetapi, semua masyarakat yang tidak mampu harus disubsidi minimal Rp 1 juta per bulan. Rumah tangga di Indonesia ada 60 juta rumah tangga, katakanlah yang tidak mampu 30%, berarti 20 jutanya. Maka, mereka harus dikasih Rp 1 juta per bulan. Jadi, berarti harus keluarkan Rp 60 triliun per bulan selama 6 bulan,” ujarnya.
Menurutnya, hal ini lebih baik daripada selalu ambil jalan tengah. “Kalau itu saya kira bisa terpotong. Kita bisa teruskan. Itu lebih baik daripada selalu ambil jalan tengah,” pungkasnya. [] Achmad Mu’it