Mediaumat.news – Sekitar 1 juta etnis Muslim Uighur mengalami penindasan, persekusi, diskriminasi, serta perlakuan tidak adil oleh pemerintah Tiongkok. Hal ini menimbulkan kemarahan umat islam di berbagai penjuru dunia.
Jum’at siang, (21/12) puluhan ormas, dan ribuan masyarakat Bandar lampung dan sekitar, menggelar aksi damai, mengecam penindasan atas etnis muslim yang ada di Uighur Cina, sekaligus sebagai bentuk kemarahan dan kepedulian umat Islam atas penindasan yang terjadi.
Diantaranya ormas islam yang hadir, : MRI Wilayah Lampung, ACT Lampung, IIBF Lampung, FKAR, DT Peduli Lampung dan sejumlah ormas-ormas Islam lain yang juga turut meramaikan aksi tersebut.
Aksi yang bertajuk ” Bebaskan Uighur Berislam ” dimulai sejak pukul 13.30 selepas sholat Jum’at. Setelah persiapan, bentangan bendera raksasa berwarna hitam, bertulis kalimat tauhid (baca:Arroyah) mengawali jalannya aksi. Longmarch dimulai dari depan masjid taqwa hingga ke Tugu Adipura (Bundaran Gajah). Selama longmarch, aksi berjalan dengan aman dan lancar. Sesekali orjal (orator jalanan) mengajak peserta meneriakkan yel-yel dan takbir.
Sekitar pukul 13.45 wib, peserta aksi sampai di tugu adipura, yang dijadikan lokasi utama penyampaian orasi. Orasi pertama disampaikan oleh Ustadz Ansori, yang merupakan Pengurus Pondok Pesantren Al-Fatah.
Di dalam orasinya, beliau menyampaikan bahwa “kita semua (kaum muslimin), seharusnya bisa berangkat untuk menolong saudara kita di Uighur yang sampai dengan saat ini masih terus menerus ditindas. Namun, jika kita memiliki kekuasaan.” Beliau juga menyeru kepada seluruh kaum muslimin, untuk bersatu, hancurkan kekuatan cina, dan orang-orang yang memusuhi Islam.
Orasi selanjutnya di sampaikan oleh perwakilan dari ormas Islam yang lain, diantara pernyataan orator yang membuat peserta aksi bergemuruh adalah bahwa “Bukan rahasia ketika umat Islam mayoritas, maka ia akan melindungi setiap kaum minoritas, namun tatkala Islam minoritas, bisa kita saksikan yang terjadi terhadap saudara kita di Uighur, Suriah, Myanmar, dan belahan bumi yang lain, umat Islam terus dianiaya, dan ditindas.
Lebih parah lagi terjadi di negeri muslim terbesar di dunia, Indonesia. Islam mayoritas, namun terus menerus di dzolimi oleh minoritas. Islam dituduh, radikal, dituduh teroris, bahkan dituduh anti Pancasila.
Selain itu, di saat negara-negara kafir ramai mengecam keras atas penindasan yang terjadi di Uighur Cina. Pimpinan negeri ini, Indonesia, bahkan tidak berani mengambil sikap. Dan terkesan pura-pura buta dan tuli. Hal ini tidak lain karena Indonesia diduga tersandera hutang terhadap Cina. Jelaslah bahwa Pemerintah saat ini pro terhadap Cina. Maka kami menyeru kepada bapak Jokowi, “putuskan segera hubungan Bilateral dengan Cina, yang sama sekali tidak memberikan kepada Indonesia kecuali kerugian yang sangat besar.”
Diakhir orasi, mc menyampaikan informasi, bahwa aksi ini tidak hanya dalam bentuk aksi damai, namun juga penggalangan donasi. Beberapa kotak infak telah disiapkan oleh panitia, dan hasil sepenuhnya akan disalurkan kepada saudara-saudara kita etnis muslim Uighur.
Menjelang pukul 15.00 wib, acara selesai. Aksi ditutup dengan do’a bersama yang dipimpin oleh Ustadz Mukhlis. Peserta membubarkan diri dan pulang dengan tertib. (Am/Bg)