Ribuan Orang Ditolak Masuk Mal, Pengamat: Pemerintah Seharusnya Respons Cepat

 Ribuan Orang Ditolak Masuk Mal, Pengamat: Pemerintah Seharusnya Respons Cepat

Mediaumat.news – Pemerintah seharusnya merespons cepat terkait ditolaknya ribuan orang masuk ke pusat perbelanjaan (mal) karena terdeteksi covid-19. “Pemerintah segera respons cepat dengan cara hunting data ke pihak mal agar orang-orang yang teridentifikasi positif covid tidak terlanjut berkeliaran ke mana-mana. Jika pemerintah masih saja lambat terhadap kenyataan ini, tentu saja akan membuat covid tidak kunjung selesai” tutur Pengamat Kebijakan Publik Erwin Permana kepada Mediaumat.news, Selasa (14/9/2021).

Menurutnya, tidak ada yang bisa menertibkan masyarakat kecuali pemerintah. “Masyarakat tidak akan tertib dengan sendirinya jika pemerintah tidak mengupayakannya,” ungkapnya.

Erwin memandang, masyarakat tidak tertib hari ini karena memang pemerintah tidak pernah konsisten. “Mudik dilarang, masjid diawasi, masyarakat yang mengadakan resepsi juga dihukum. Tapi tempat wisata, pasar, mal dibuka. ini kan tidak konsisten. mestinya tutup semua, masyarakat tidak boleh ke mana-mana namun semua kebutuhan mereka dipenuhi,” jelasnya.

Jika pemerintah masih ingin menutupi wajah buram selama ini. Seharusnya, menurut Erwin, jika ada yang teridentifikasi positif maka bukan saja dilarang masuk mal, mestinya harus diisolasi. “Tanggung semua kebutuhan hidup masyarakat agar mereka patuh dan tidak keluar rumah,” jelasnya.

Selain itu, pemerintah juga harus berempati kepada masyarakat dengan memotong gaji pejabat negara yang luar biasa besar dan dialokasikan untuk memenuhi kebutuhan hidup masyarakat. “Bukankah selama ini pejabat-pejabat yang digaji besar dan fasilitas mewah itu tidak melahirkan kontribusi signifikan terhadap kehidupan masyarakat?” tanyanya tegas.

Erwin menegaskan, pemerintah juga harus berani bersih-bersih dari pejabat yang korup dan aparat yang arogan. “Sudah jamak diketahui bahwa kelakuan pejabat di negeri ini korup sedangkan aparatnya sangat arogan,di masa pandemi ini arogansi mereka tidak berkurang,” pungkasnya.

Sebagaimana diberitakan CNN Indonesia, Asosiasi Pengelola Pusat Belanja Indonesia (APPBI) menyatakan, berdasarkan catatan pemerintah, ribuan orang positif covid-19 yang terdeteksi aplikasi PeduliLindungi ditolak masuk pusat perbelanjaan atau mal. Ribuan orang tersebut mendapatkan notifikasi warna hitam saat memindai kode QR di pintu masuk pusat perbelanjaan. Hitam merupakan kategori yang dilarang masuk ke pusat perbelanjaan. Namun setelah ditolak masuk mal, tak ada kejelasan apakah mereka akan diisolasi atau tetap berkeliaran.[] Ade Sunandar

Share artikel ini:

Related post

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *