Mediaumat.id – Menanggapi kebijakan zalim pemerintah menaikkan harga BBM, Ulama Aswaja Sidoarjo Kiai Abdul Hamid mengingatkan kepada para penguasa, para pejabat, para menteri dan juga pejabat-pejabat yang memegang kebijakan dalam persoalan menentukan kebijakan-kebijakan terhadap umat agar bertobat dari menzalimi rakyat.
“Pada kesempatan ini, saya sampaikan kepada Penjenengan semua, untuk segera kembali ke jalan yang benar. Bertobat. Menangis menyesali dan mengubah kebijakan-kebijakannya itu agar sesuai dengan apa yang diturunkan oleh Allah,” tuturnya dalam konferensi pers Tolak Kenaikan Harga BBM dan Liberalisasi Migas FKU Aswaja Sidoarjo, Rabu (7/9/2022), di kanal YouTube At-Tafkir Channel.
Kiai Abdul Hamid mengajak umat Islam untuk mengambil pelajaran apa yang pernah terjadi pada masa yang lalu. Sebagaimana Allah menyampaikan di dalam Al-Qur’an surah al-Qasas ayat 40. Allah SWT berfirman, yang artinya, “Maka Kami siksa dia (Fir’aun) dan bala tentaranya, lalu Kami lemparkan mereka ke dalam laut. Maka perhatikanlah bagaimana kesudahan orang yang zalim.”
Menurutnya, ayat ini memberi ibrah kepada umat Islam, bahwa Fir’aun sangat zalim. Fir’aun menjadikan dirinya sebagai Tuhan. Rakyat dan seluruh pasukannya diwajibkan tunduk dan menyembah kepadanya. Artinya Fir’aun ingkar kepada Allah SWT. Dia zalim. Dia melakukan berbagai macam tindakan-tindakan yang kebijakan-kebijakan yang pada akhirnya Allah menenggelamkannya ke laut.
“Hendaklah kita mengambil ibroh dari kisah Fir’aun, bagaimana orang-orang yang melakukan kezaliman selalu dibinasakan oleh Allah SWT. Namruz melakukan kezaliman, dibinasakan oleh Allah SWT. Kaumnya Nabi Nuh ditenggelamkan oleh Allah dengan banjir bandang. Kaumnya Nabi Luth dihujani batu dan juga badai serta tanahnya dibolak-balik,” terangnya.
Ia juga mengingatkan agar umat Islam waspada ketika terjadi berbagai macam penyimpangan, termasuk juga kezaliman terhadap rakyat, yang semestinya haknya rakyat mereka ambil, mestinya hak rakyat mereka rampas, mestinya hak rakyat mereka masukkan ke dalam kantong-kantong mereka bahkan tidak memedulikan penderitaan rakyat, tidak memedulikan jeritan hati dan perasaan rakyat, tidak mempedulikan berbagai persoalan yang terjadi pada rakyat, maka hati-hatilah karena di dalam hadits Rasulullah Muhammad SAW juga ditegaskan bahwa pemimpin-pemimpin itu akan diminta pertanggungjawaban atas yang dipimpinnya.
“Berbagai macam amal baiknya ketika mereka telah melakukan kebaikan di dunia nanti akan diberikan kepada orang-orang yang terzalimi. Apabila amal baiknya semuanya ditotal habis dan kezalimannya masih ada maka berbagai dosa orang-orang yang terzalimi itu akan ditimpakan ke orang-orang yang menzalimi,” pungkasnya.[] Achmad Mu’it