Amman, 28 November 2024 – Dalam siaran pers yang dirilis pada Kamis (28/11), Kantor Media Hizbut Tahrir di Wilayah Yordania menyoroti ketegangan antara kepentingan rezim berkuasa dan kebutuhan rakyatnya. Hizbut Tahrir menegaskan rezim Yordania lebih mementingkan hubungan dengan kekuatan asing, seperti Amerika Serikat dan Inggris, daripada memperjuangkan hak-hak rakyat Yordania dan Palestina.
Siaran tersebut menyinggung kunjungan Raja Yordania ke Inggris baru-baru ini, termasuk pertemuannya dengan Raja Charles dan Perdana Menteri Keir Starmer, sebagai langkah untuk memperkuat hubungan politik. Selain itu, Hizbut Tahrir juga mengkritik respons rezim terhadap kebijakan Amerika Serikat, khususnya terkait konflik di Gaza dan potensi aneksasi Tepi Barat oleh Israel.
Hizbut Tahrir memperingatkan kemungkinan Yordania menjadi bagian dari solusi konflik Palestina yang merugikan rakyat, termasuk usulan menjadikan Yordania sebagai tempat relokasi warga Palestina. Menurut mereka, langkah ini mengkhianati perjuangan Palestina dan hanya menguntungkan Israel.
Siaran pers ini juga mengkritik rezim atas kebijakan ekonomi yang memperburuk situasi utang negara dan melemahkan rakyat. Hizbut Tahrir menyerukan rakyat Yordania untuk kembali kepada prinsip-prinsip Islam dan memperjuangkan pendirian kembali Khilafah Islamiyah sebagai solusi menyeluruh atas masalah yang dihadapi negara dan kawasan.[]
Sumber: hizb-ut-tahrir.info
Dapatkan update berita terbaru melalui channel Whatsapp Mediaumat