Rezim Uzbekistan Membatasi Kebebasan Beragama Selama Ramadan

Bulan Ramadan, yang seharusnya menjadi waktu penuh rahmat dan berkah bagi umat Islam, diwarnai dengan laporan-laporan tentang pembatasan kebebasan beragama oleh rezim Uzbekistan. Menurut rilis pers dari Kantor Media Hizbut Tahrir di Uzbekistan, pemerintah setempat diklaim telah mengadopsi kebijakan yang bertentangan dengan prinsip-prinsip Islam, terutama selama bulan suci ini.
Beberapa tindakan yang disebutkan termasuk larangan bagi pegawai negeri, personel keamanan, dan tentara untuk berpuasa selama Ramadan, dengan ancaman pemecatan jika melanggar. Selain itu, donasi dan kegiatan amal dibatasi, sementara anak-anak di bawah 18 tahun dilarang menghadiri shalat tarawih di masjid. Laporan juga menyebutkan bahwa imam dan mufti diduga mengarahkan khutbah Jumat untuk mengkritik konsep seperti “Khilafah” dan “jihad,” sambil meminta umat Muslim berdoa untuk presiden dan penguasa.
Rezim Uzbekistan dituduh meniru kebijakan represif terhadap umat Islam, mirip dengan yang terjadi di Tiongkok terhadap Muslim Uyghur. Pemerintah diklaim lebih memprioritaskan kepentingan negara-negara asing seperti Rusia dan Amerika Serikat daripada hak-hak rakyatnya sendiri. Hizbut Tahrir menyerukan agar rezim menghentikan tindakan represif ini dan memperingatkan akan konsekuensi duniawi dan akhirat jika terus menindas umat Muslim.
Seruan ini juga ditujukan kepada para ulama dan mufti Uzbekistan, yang dituduh telah mengabaikan tanggung jawab mereka untuk membela umat Islam dan justru mendukung kebijakan pemerintah yang tidak sejalan dengan ajaran Islam.[]
Sumber: hizb-ut-tahrir.info
Dapatkan update berita terbaru melalui saluran Whatsapp Mediaumat