Senator Republik Lindsey Graham mengatakan bahwa dirinya tengah berusaha untuk mengembangkan hubungan antara Amerika dan Arab Saudi, yang akan mengarah pada pengakuan Riyadh atas “Israel”, dalam pertemuan yang dia adakan dengan Perdana Menteri Yahudi Benjamin Netanyahu, pada hari Senin (17/4), yang menekankan bahwa normalisasi hubungan dengan Arab Saudi akan memiliki “hasil” yang sangat besar baik secara regional maupun internasional.
Graham mengatakan dalam pertemuannya dengan Netanyahu, menurut video klip yang dia posting di halaman resminya di Twitter: Saya mengatakan kepada Arab Saudi bahwa kami ingin mengembangkan hubungan kami, dan kami harus melakukannya dengan cara yang meyakinkan teman-teman kami di “Israel”. Dia melanjutkan, “Saya ingin membantu Presiden Biden, dan saya memberi tahu Putra Mahkota Saudi bahwa waktu terbaik untuk mengembangkan hubungan kita adalah sekarang ini.”
Dia menambahkan, “Presiden Biden sangat tertarik untuk menormalisasi hubungan dengan Arab Saudi dengan imbalan Arab Saudi mengakui satu-satunya negara Yahudi, sebagai seorang Republikan, saya dapat membantu mencapainya, dan saya akan melakukannya, juga saya percaya bahwa Partai Republik secara umum akan senang bekerja dengan Presiden Biden untuk mengubah hubungan antara Amerika dan Arab Saudi, yang hasilnya nanti adalah pengakuan pemerintah Saudi atas “Israel”. Itulah alasan saya mengapa di sini, dan masalah ini akan membutuhkan upaya besar, tetapi layak untuk dicoba.”
Di sisi lain, Netanyahu berkata: “Kami ingin menormalkan hubungan dan perdamaian dengan Arab Saudi, dan kami memandang ini sebagai lompatan besar untuk mengakhiri konflik Arab-Israel, bahkan perjanjian ini dapat memberikan hasil yang luar biasa bagi “Israel”, Arab Saudi, kawasan dan dunia. Untuk itu, kami menyambut baik partisipasi Amerika oleh Presiden Biden, di samping dukungan yang diberikan oleh kedua pihak di Kongres.”
Pernyataan ini, dan pertemuan dengan Netanyahu datang beberapa hari setelah Senator Graham bertemu dengan Putra Mahkota Saudi selama kunjungannya ke Kerajaan Rabu lalu (12/4), di mana Graham menggambarkan bahwa pertemuan itu sangat bermanfaat, dan menyatakan aspirasinya untuk membawa hubungan AS-Saudi ke tingkat yang baru, juga bertepatan dengan penerimaan rezim Saudi untuk delegasi dari gerakan Hamas yang datang ke Kerajaan dengan dalih melakukan umrah setelah bertahun-tahun terputus.
Demikian pula, Kantor Berita resmi Palestina mengumumkan tentang kedatangan Presiden Otoritas, Mahmoud Abbas, ke kota Jeddah, atas undangan resmi dari Kerajaan, untuk bertemu dengan Putra Mahkota Mohammed bin Salman pada hari Selasa (18/4), untuk menyempurnakan citra dengan jelas. dan menunjukkan posisi sebenarnya dari rezim Saudi terkait apa yang diinginkannya dari Otoritas dan faksi-faksi.
Amerika adalah kekuatan yang menjalankan penguasa kawasan, serta membagi peran sesuai dengan kepentingan dan variabel politiknya, yang memungkinkan pemulihan hubungan Saudi-Iran, juga yang mampu mengurangi dampak tamparan itu ke wajah Netanyahu dengan membujuknya untuk normalisasi dengan rezim Saudi. Amerika dapat menentukan tanggal dan waktu normalisasi publik, dan dialah yang meyakinkan orang Yahudi bahwa keputusan normalisasi ada di tangannya jika berjalan sesuai keinginannya, serta sesuai dengan apa yang dibutuhkan oleh kepentingannya saat ini di wilayah tersebut, sedang Rezim Saudi bergerak dalam arahan Amerika Serikat secara umum.
Rezim Saudi adalah salah satu alat Amerika di kawasan, sedang topik normalisasi terbuka dengan entitas Yahudi, itulah yang diselesaikan dengannya, tetapi masalahnya adalah waktu dan pengaturan yang diperlukan sebelum mengumumkannya, sehingga perlu membuka jalan. Oleh karena itu penerimaannya terhadap kepala Otoritas dan mengizinkan delegasi Hamas untuk datang ke Hijaz hanyalah bagian dari peran persekongkolan melawan tanah yang diberkahi dan rakyatnya.
Rezim Saudi bergerak dalam kerangka keinginan Amerika untuk merumuskan kembali hubungan di kawasan itu dengan pemulihan hubungan dengan Iran dan memulihkan hubungan dengan rezim Assad yang berlumuran darah dan pelaku kriminal. Ketika Menteri Luar Negeri Saudi Faisal bin Farhan mengunjungi tiran Syam dalam kunjungan pertamanya sejak 12 tahun tanpa memperhatikan kejahatannya, darah rakyat yang ditumpahkannya, dan hak asasi rakyat Syam yang dilanggarnya. Bagaimana tidak, bahkan dia yang telah mengaborsi revolusi, bahkan di antara pengaturan dan hubungan itu juga muncul hubungan dengan entitasYahudi.
Isu Palestina kini menjadi isi yang begitu dikeluhkan karena banyaknya konspirasi dan mereka yang memperdagangkannya, sehingga tidak ada yang tersisa setelah pertolongan Allah SWT., kecuali anak-anak bangsanya sendiri, militer dan sipil, agar mereka bangkit melawan rezim-rezim pengkhianat itu dan menggulingkannya, kemudian mengangkat kepemimpinan yang tulus dan berdedikasi, yang memimpin tentara dan para Mujahid untuk kemuliaan dunia dan akhirat, serta untuk membersihkan tanah yang diberkati ini dari najis dan noda entitas Yahudi, sebagaisalah dulu hal itu telah dibersihkan oleh Shalahuddin dan Qutuz. Sungguh, di dalam sejarah itu ada pelajaran, nasihat dan fakta, sedang untuk apa yang terjadi saat ini ada saksi, bukti dan kenyataan. []
Sumber: hizb-ut-tahrir.info, 19/4/2023.