Bloomberg melaporkan di situsnya pada hari Kamis 16/1/2025 bahwa Menteri Luar Negeri Mesir, Badr Abdel Aati membahas, selama pertemuannya dengan sekelompok menteri Sudan, cara-cara untuk meningkatkan kerja sama bersama antara kedua negara, termasuk masalah rekonstruksi setelah mencapai gencatan senjata di Sudan.
Rezim Mesir tidak peduli dengan Sudan, tidak peduli dengan pembangunan kembali negara itu, dan tidak peduli dengan penderitaan rakyatnya. Jika benar-benar peduli dengan rakyatnya, maka mereka akan mencegah terjadinya pertikaian di antara rakyatnya dan mencegah terjadinya konflik dan pertumpahan darah. Namun, semua itu adalah bagian dari konspirasi Amerika yang menyebabkan pertikaian, kemudian dimanfaatkan untuk menyingkirkan antek Inggris dari medan kekuasaan.
Apa yang tampak sebagai hubungan kerja sama antara Mesir dan Sudan sebenarnya merupakan bagian dari proses yang bertujuan untuk menjaga Sudan berada di bawah pengaruh Amerika. Rezim Mesir berupaya untuk menegaskan perannya dalam mengawasi proses rekonstruksi, yang pada kenyataannya, rezim Mesir tengah berupaya mendukung proyek-proyek yang bertujuan untuk memperkuat pengaruh Amerika di Sudan.
Yang dibutuhkan oleh rakyat Sudan adalah menghapus batas-batas yang memisahkan mereka dari saudara-saudara mereka di Mesir, yang selalu menjadi bagian dari mereka hingga Abdel Nasser memisahkan mereka, dimana mereka hidup bersama rakyat Mesir sebagai bagian dari umat yang besar, yang diperintah oleh Islam dan dinaungi oleh panji Rasulullah saw dalam negara Khilafah Rasyidah ‘ala minhājin nubuwah (alraiah.net, 22/1/2025).
Dapatkan update berita terbaru melalui saluran Whatsapp Mediaumat