Rezim Maroko Mengharap Kunjungan Satu Juta Turis dari Entitas Yahudi dan Berbicara Tentang Pabrik-Pabrik Militer di Tanah Maroko yang Diawasi oleh “Israel”

Menteri Luar Negeri Maroko Nasser Bourita mengatakan bahwa pertukaran perdagangan antara Rabat dan “Tel Aviv” naik lima puluh persen dalam enam bulan pertama tahun ini. Selama partisipasinya dalam konferensi virtual para Menteri Luar Negeri, Amerika Serikat, (Israel), Bahrain, Maroko, dan UEA, Bourita berharap jumlah turis “Israel” yang akan tiba di Kerajaan mencapai sekitar satu juta turis tahun ini.

Bourita menekankan bahwa “membangun hubungan normal dengan (Israel) sangatlah penting”. Dia menambahkan bahwa “hubungan Maroko dengan (Israel) sudah ada sebelum perjanjian Abraham”. Bahkan Maroko dan (Israel) tengah bekerja sama di beberapa bidang, termasuk keamanan siber (cybersecurity atau IT security) dan militer, juga keduanya berpartisipasi dalam latihan militer bersama (maannews.net, 18/09/2021).

Setelah rezim yang berkuasa di negara-negara Muslim tampak begitu berhati-hati atas penolakan rakyatnya untuk normalisasi dengan entitas Yahudi, sehingga rezim-rezim itu enggan untuk mempublikasikan hubungan “rahasia” dengan entitas Yahudi yang ada sebelum normalisasi—yang diakui oleh Bourita—karena takut mengobarkan opini publik yang menentangnya. Namun hari ini, mereka mulai melakukan lompatan berani tanpa takut dampak atau tagihan politik yang mahal, mereka melangkah demi langkah, serta berbicara terus terang dan arogan tentang perdagangan, pariwisata, manuver militer, dan keamanan siber, hingga sampai pada apa yang diungkapkan Bourita, bahwa “membangun kembali komunikasi antara kedua negara sangatlah penting, dan menjaga hubungan ini adalah salah satu tantangan besar”.

Hari ini, tidak lama setelah penandatanganan perjanjian normalisasi, rezim-rezim Arab bangga melakukan lebih banyak hubungan dengan entitas Yahudi, di antara rezim-rezim itu adalah rezim Maroko, yang telah mencapai tahap lanjutan hingga mulai terang-terangan bernegosiasi untuk membuka tanah Maroko kepada entitas Yahudi dengan tujuan industrialisasi militer, sebagaimana yang diungkapkan oleh situs “Africa Intelligence” bahwa Maroko sedang bernegosiasi dengan (Israel) pada sebuah proyek yang bertujuan untuk membangun sektor swasta untuk mengembangkan dan memproduksi drone bunuh diri di tanah Kerajaan. Sungguh, langkah-langkah yang ditempuh rezim ini adalah masalah yang serius dan berbahaya, sehingga rakyat harus menolak normalisasi, dan tidak cukup hanya melakukan penolakan atau menggulingkan partai politik yang telah menerima dan berpartisipasi di dalamnya, seperti yang terjadi di Maroko, namun juga berjuang menggulingkan rezim-rezim itu secara keseluruhan, dengan sistem dan lingkungan politiknya yang korup, serta mengumpulkan kekuatan mereka dan menggerakkan tentaranya untuk membebaskan Palestina, sehingga mereka datang ke Palestina sebagai pembebas, bukannya menyambut warga pemukim entitas Yahudi sebagai turis di negara mereka, serta pengawas bagi pabrik-pabriknya. []

Sumber: pal-tahrir.info, 18/09/2021.

Share artikel ini: