Menjawab pertanyaan tentang pernyataan yang dibuat oleh mantan Presiden Iran Mahmoud Ahmadinejad, pada 2007 bahwa entitas Yahudi akan dihapus dari peta, Zarif mengatakan Ahmadinejad hanya mengulangi kata-kata Ayatullah Khomeini, almarhum, pemimpin agung dan pendiri Iran.
“Khomeini mengatakan bahwa kebijakan entitas Yahudi yang brutal akan mengarah pada kehancurannya, dan tidak mengatakan bahwa Iran akan menghancurkannya,” katanya.
**** **** ****
Yang benar adalah, bahwa rezim Iran tidak pernah menjadi musuh entitas Yahudi, tidak sebelum atau setelah revolusi Khomeini tahun 1979, meski sejak revolusi Khomeini telah diusung dan dikibarkan slogan “Kematian bagi Amerika dan Kematian bagi Israel”, namun tidak ada satu peluru pun yang dilepaskan pada entitas Yahudi, padahal telah banyak provokasi Yahudi baru-baru ini dengan mengebom pasukan dan pangkalannya di Syam. Semua ini menegaskan bahwa rezim ini, meski kegaduhannya berulang dan mengenakan pakaian penolakan dan anti (Israel), namun semua ini tidak menimbulkan ancaman nyata bagi entitas Yahudi. Bahkan, meski telah mengumumkan permusuhannya dengan entitas Yahudi, namum diam-diam Iran melakukan normalisasi hubungan dengannya selama beberapa dekade, di mana sekitar 80% dari senjata Iran selama Perang Iran-Irak dibeli melalui entitas Yahudi.
Pada bulan Mei 1982, dalam sebuah wawancara dengan NBC, mantan Perdana Menteri entitas Yahudi, Ariel Sharon, mengakui adanya sebuah kesepakatan senjata dengan Iran dan mengatakan: “Penjualan senjata ke Iran meninggalkan untuk kita jendela terbuka yang kemungkinan membangun hubungan persahabatan dengan Iran di masa depan”.
Sebuah studi yang disiapkan oleh The Gulf Center for Strategic Studies tentang sejarah hubungan Iran-Israel yang menegaskan adanya hubungan dagang rahasia antara Iran dan 200 perusahaan entitas Yahudi, meski dalam hal ini terdapat penolakan dari Iran dan Ofer Brothers Group (bisnis pengiriman keluarga Israel) mengenai adanya transaksi komersial di antara mereka.
Namun, surat kabar Israel Yediot Ahronot mengungkapkan bahwa transaksi komersial telah dilakukan melalui perusahaan yang beroperasi di Turki, Yordania dan Teluk, yang semuanya terdaftar di Eropa.
Amerika juga memberi rezim Iran lampu hijau untuk memainkan peran utama di Suriah guna menyelamatkan anteknya Bashar. Seandainya rezim ini mewakili ancaman terhadap entitas Yahudi, tentu Amerika tidak akan membiarkan pasukannya berada sangat dekat dengan entitas Yahudi ini, sehingga mudah menghancurkannya .
Oleh karena itu, rezim Iran, yang mewakili peran poros penolakan dan anti (Israel) tidak pernah menjadi ancaman bagi keberadaan Yahudi meski hanya sehari. Dalam hal ini, Zarif telah menyatakannya dengan jelas dan gamblang. Apakah masih mungkin setelah semua ini bahwa faksi-faksi Palestina akan terus ditipu oleh rezim Iran, dan memposisikannya sebagai sudut yang kuat untuk menampungnya?! (alraiah.net, 2/2/2019)