Represif Terhadap Islam, Tidak Rampungnya Skema Hubungan Agama dan Negara

Mediaumat.id – Represifme terhadap Islam oleh rezim yang bagi sebagian kalangan ini menjadi sebuah ketakutan akan terjadinya pembubaran-pembubaran ormas, dan penangkapan tokoh Islam sebagaimana yang telah terjadi sejak tahun 2016 hingga hari ini adalah cermin dari tidak rampungnya skema hubungan antara agama dan negara.

“Represifme terhadap Islam itu bukan kali ini saja terjadi, di masa orde Baru terjadi, di masa sebelum orde Baru, orde Lama juga terjadi. Ini mengindikasikan bahwa bagaimana rezim memandang Islam itu memang tidak pernah selesai, artinya ia selalu dalam posisi dinamis. Ini cermin dari tidak rampungnya skema hubungan antara agama dan negara,” ujar Cendekiawan Muslim Ustaz Ismail Yusanto (UIY) dalam acara Fokus: Refleksi Keumatan, Ahad (26/12/2021) di kanal YouTube UIY Official.

UIY menilai, tidak selesainya hubungan antara Islam dan negara itu akibat sekulerisme yang memang dipaksakan di negeri ini. Menurutnya, untuk agama selain Islam mungkin bisa dengan mudah menerima sekulerisme, tapi untuk Islam dan kaum Muslim tidak akan mudah menerima sekulerisme, karena Islam tidak sama dengan agama lain.

UIY mencontohkan, seperti agama Nasrani yang punya pengalaman begitu rupa di Eropa, sehingga mengambil kesimpulan jalan tengah atau sekulerisme, yaitu agama urusan agama, politik urusan politik. Sedangkan Islam tidak mengalami hal-hal yang dialami oleh agama Nasrani di Eropa. Selain itu otentitas Al-Qur’an itu terjaga berbeda dengan Injil yang dalam buku The Five Gospel itu disebutkan bahwa kurang lebih sekitar 82 persen Injil itu tidak pernah sampai Nabi Isa.

“Nah itu yang membuat akhirnya memang hubungan antara Islam dan negara itu tidak pernah tuntas, tidak pernah selesai,” pungkasnya.[] Agung Sumartono

Share artikel ini: