Mediaumat.id – Rencana Rusia yang akan ikut dalam latihan gabungan militer Multinasional Exercise Arrow di Makassar pada 5-12 Juni mendatang, menurut Pengamat Politik Islam Dr. Riyan, M.Ag. untuk memperkuat posisi Cina di Laut Cina Selatan (LCS).
“Bagi Rusia, latihan militer AL ini juga memberikan kesempatan Rusia memperkuat Cina di Laut Cina Selatan,” tuturnya kepada Mediaumat.id, Sabtu (18/3/2023).
Riyan mengungkap, sebelumnya, ketika Indonesia latihan bersama AS (program Garuda Shield), Rusia dan Cina juga mengimbanginya dengan latihan bersama. “Kehadiran Rusia dalam latihan militer ini memang bukan yang pertama kali. Karena mereka telah pernah ikut pada Desember 2021 di lepas pantai Sumatera Utara dengan tajuk ARNEX (latihan bersama AL ASEAN dan Rusia,” ujarnya.
Menurutnya, bagi Indonesia tentu adalah terkait dengan menjaga keseimbangan pengaruh AS di Asia Tenggara khususnya di LCS. “Bekerja sama dengan Rusia secara tidak langsung adalah pendekatan ke Cina,” ungkapnya.
Bahaya
Riyan menilai latihan Militer ini berbahaya bagi Indonesia. Setidaknya ada dua indikasinya. Pertama, secara realitas politik, karena Indonesia menganut politik LN bebas aktif, maka mengundang Rusia dalam latihan militer AL ini berpotensi mengganggu kenetralan Indonesia di LCS khususnya, dari dominasi AS dan Cina.
Kedua, maka tetap harus diwaspadai agar jangan sampai kerja sama dengan Rusia ini membuat ketergantungan Indonesia terhadap Rusia dan pada akhirnya ke Cina. “Karena secara kawasan Rusia dan Cina berkepentingan memenangkan (khususnya) konflik di LCS. Harus dipastikan jangan sampai Rusia dan negara kafir lainnya mengetahui rahasia-militer Indonesia,” terangnya.
Dapat Dicegah
Agar bahaya itu dapat dicegah atau diminimalisir, ia menyarankan beberapa hal. Pertama, harus tetap dijaga sikap independensi Indonesia dalam mengelola kepentingan di LCS (khususnya Laut Natuna Utara). “Jangan sampai justru Indonesia terjebak dan terseret dalam konflik kedua belah pihak yaitu AS dan Cina (plus Rusia),” tegasnya.
Kedua, Indonesia harus berani menjaga sikap yang netral di antara dua kepentingan negara besar dan sekutunya di LCS, sehingga tidak condong atau bahkan tergantung ke salah satu pihak. “Fokus kepentingan Indonesia, adalah menjaga tapal batas dan pengelolaan kekayaan di Pulau Natuna dan sekitarnya tetap menguntungkan bagi kesejahteraan rakyat Indonesia,” katanya.
Ketiga, dalam Islam, secara ideal, baik kepada Rusia, Cina, dan Amerika, hendaknya Indonesia berpegang kepada ayat Al-Quran surah an-Nisa: 141: “Dan Allah sekali-kali tidak memberikan jalan kepada orang-orang kafir untuk menguasai kaum Mukmin.”
“Sehingga apapun sarana termasuk latihan militer ini harus diwaspadai, dan pada titik tertentu bahkan kalau membahayakan harus dihentikan,” pungkasnya.[] Achmad Mu’it