Rencana RI Impor Minyak Rusia, Pengamat: Boleh tetapi…

Mediaumat.id – Rencana Indonesia, dalam hal ini PT Pertamina, yang akan mengimpor minyak mentah dari Rusia di tengah konflik negara beruang merah tersebut dengan Ukraina, ditanggapi beragam oleh banyak pihak termasuk dari Pengamat Politik Islam dan Militer Dr. Riyan M.Ag.

“Bila Indonesia memiliki nyali, maka impor minyak dari Rusia harus dilakukan karena untuk kepentingan rakyatnya saat ini di dalam negeri,” ujarnya kepada Mediaumat.id, Rabu (30/3/2022).

Namun persoalannya, sebagaimana diberitakan, banyak pihak yang juga mengkhawatirkan rencana itu akan membuat negara-negara di Eropa dan Amerika Serikat (AS) mengurangi impor dari Indonesia.

Sehingga semestinya, pesan Riyan, kemandirian negeri dengan mayoritas Muslim terbesar di dunia ini, termasuk bidang energi, harus dilakukan dengan menerapkan prinsip sistem ekonomi Islam agar kebutuhan impor dari negara kafir bisa dihilangkan atau setidaknya diminimalisir.

Karena secara fakta, kekayaan alam Indonesia selama ini tidak sepenuhnya dikuasai negara. “Kekayaan alam termasuk energi di Indonesia dikuasai swasta, bahkan swasta asing,” ungkap Riyan menyayangkan.

Ditambah menurutnya lagi, karena penerapan sistem ekonomi yang kapitalistik, secara tidak langsung juga memperlemah daya tawar Indonesia ke negara-negara kafir terutama negara Barat dan AS berikut ancaman sanksi dari mereka.

Sekali lagi, hal itu ia utarakan seiring banyaknya kekhawatiran tentang risiko yang akan didapat jika Pertamina mengimpor minyak dari Rusia. ‘Hati-hati, Eropa-AS bisa setop investasi di RI jika impor minyak Rusia’, demikian salah satu judul topik yang berseliweran di portal-portal berita daring.

Diketahui, munculnya rencana itu bermula dari pernyataan Direktur Utama PT Pertamina (Persero) Nicke Widyawati yang menyebut harga minyak dari Rusia lebih murah di tengah konflik dengan Ukraina dan hujan sanksi dari negara barat dan Amerika Serikat (AS).

Dirut Nicke malah mengatakan tidak masalah, asalkan Pertamina membeli dari perusahaan yang tak dikenakan sanksi atas invasi Rusia ke Ukraina.

Lantas seperti diwartakan pula, saat melakukan rapat dengar pendapat (RDP) bersama Komisi VI DPR, Senin (28/3), Pertamina juga menyampaikan telah melihat ada peluang untuk membeli dari Rusia dengan harga yang baik.

Ditambah Nicke juga mengaku pihaknya sudah melakukan koordinasi dengan kementerian luar negeri (Kemenlu) dan Bank Indonesia (BI) untuk mengimpor minyak dari Rusia.

Ujian

Di sisi lain, menurut Riyan, rencana impor minyak tersebut merupakan ujian terhadap posisi internasional Indonesia. “Apakah mampu tetap menjaga independensinya atau tetap mengekor dalam orbit Barat (Amerika dan Eropa),” ucapnya.

Pasalnya, kata Riyan, sebelum ini Indonesia telah mengikuti arahan Barat dalam sikapnya terhadap invasi Rusia ke Ukraina.

Tetapi terlepas itu, Indonesia harus mendahulukan kepentingan rakyatnya. “Tidak boleh takut dengan potensi ancaman balik Barat yang bisa jadi akan memboikot produk Indonesia,” tambahnya.

Maka ia menegaskan, di sinilah sebenarnya nyali dan kelihaian diplomasi Indonesia diuji.

Apalagi, sangat jelas dari sudut pandang Islam, kaum Muslim dilarang memberi jalan kepada orang kafir untuk menguasai atau mendominasi atau menjajah umat Islam, sebagaimana firman Allah SWT yang artinya,

‘Dan Allah tidak akan pernah memberikan jalan kepada orang kafir menguasai kaum Mukmin’ (QS an-Nisa: 141).

“Hal ini termasuk mengikuti tekanan orang kafir agar kita mengikuti kemauan mereka,” pungkasnya.[] Zainul Krian

Share artikel ini: